Mohon tunggu...
Debby Amalia King
Debby Amalia King Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Silent reader, diary writer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkenalan dengan Borneo Barat (Hari 1)

28 Januari 2016   23:49 Diperbarui: 29 Januari 2016   00:34 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tugu Khatulistiwa Pontianak - Dok Debby Amalia King"][/caption]

Siapa yang sangka bahwa saya dan suami bisa berkesempatan pergi ke kalimantan barat dalam acara Datsun Risers Expedition Etape (DRE) 3. Benar-benar kejutan yang menyenangkan. Pada awalnya kami tidak terpilih menjadi peserta, namun dikarenakan ada 2 peserta yang berhalangan datang maka kami yang menggantikan mereka. Benar-benar rezeki anak soleh :)

Saya sendiri sebenarnya lahir di Pulau Kalimantan, tetapi setelah lahir orang tua saya melalang buana ke berbagai tempat lainnya sehingga saya tidak sempat mengenal pulau ini. Begitu banyak hal yang saya dengar dari orang tua mengenai tempat ini namun belum dapat saya rasakan sendiri hingga saat ini.

Setibanya kami di Pontianak, kami langsung disambut oleh tim datsun dan tim kompasiana. Kami juga langsung melihat sederetan Mobil Datsun Go+ Panca yang akan kami pakai selama 4 hari di Pontianak. Diinfokan bahwa Akan ada 13 mobil konvoi dan akan menempuh perjalanan sepanjang kurang lebih 1.000 km. Di sana juga kami bertemu dengan anggota tim kami lainnya yaitu Mba Rian dari Yogyakarta. Kami mendapatkan nomer urut ke 3, namun tak lama kemudian kami berganti menjadi urutan ke 5. Selain kami bertiga, ada juga Mas Kevin dari tim kompasiana yang ikut di dalam Mobil kami.

Ketika masuk ke dalam mobil Datsun Go+ Panca, hal yang saya rasakan adalah betapa lapangnya mobil ini sehingga saya bisa leluasa meregangkan kaki, bahkan dengan kursi bagian depan yang luas saya juga bisa meletakan tas tepat di samping saya tanpa merasa terganggu. Setelah penjelasan singkat dari Tim Datsun melalui rig, maka dimulai perjalanan kami memasuki kota Pontianak. Di perjalanan Mas Kevin menjelaskan bahwa Mobil yang kami bawa ini merupakan Mobil yang sama dengan ekspedisi sebelumnya yang berada di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi, Kaltim, dan Kalsel. Hal ini cukup mengagetkan saya bahwa city car seperti ini mampu melewati perjalanan yang begitu jauh dengan kondisi jalan yang cukup sulit.

Destinasi pertama kami di kota Pontianak adalah salah satu tempat yang cukup hits saat pelajaran peta buta ketika menimba ilmu di sekolah dasar. Tempat itu adalah Tugu Khatulistiwa. Tugu Khatulistiwa ini memiliki berbagai hal menarik. Dengan posisi lintang yang 0 derajat, jika kita berdiri di bawah matahari pada tanggal 21-23 di bulan Maret atau September sekitar jam 12 siang, maka tidak akan ada bayangan karena matahari terletak tepat di atas kepala kita. Pontianak juga satu-satu nya tempat dengan lintang 0 derajat yang berada di tengah kota. Tempat lainnya biasa berada di tengah laut atau hutan. Fakta yang membuat saya paling tertarik adalah mengenai gravitasi bumi yang ada di Tempat ini.

Dijelaskan oleh Ibu Sutami, selaku tour guide kami, bahwa tempat ini menjadi acuan pengukuran gravitasi di seluruh dunia. Ibu Sutami juga menjelaskan bahwa tempat ini memiliki daya magnet lebih kuat dibanding tempat lainnya, sampai telur saja bisa berdiri tegak. Saya sempat tidak percaya sampai Ibu Sutami memperagakan sendiri. Wow benar-benar luar biasa! Sayang tempat ini belum dikemas secara menarik. Jika tidak maka akan banyak sekali turis yang tertarik kemari. Namun Ibu Sutami juga menjelaskan bahwa akan dibangun berbagai fasilitas wisata di sekitar tugu. Semoga saja hal ini terealisasi agar semakin banyak orang yang tertarik melihat tugu ini.

Setelah dari tugu kami lanjutkan perjalanan ke Dealer Nissan-Datsun. Ternyata dealer Nissan ini sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia sehingga tidak sulit menemukan dealernya. Untuk di Pulau Kalimantan sendiri terdapat 6 dealer. Begitu kami datang, kami disambut dengan meriah. Kami juga dijamu dengan makan siang yang enak. Kami juga bertemu dengan komunitas Datsun Pontianak. Setelah kenyang dan puas melihat dealer Datsun kami melanjutkan perjalanan menuju Keraton Kadriyah.

[caption caption="Masjid Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak - Dok Debby Amalia King"]

[/caption]Sesampainya di sana kami mampir terlebih dahulu ke Desa Beting yang terletak berdekatan dengan Sungai Kapuas, Masjid Sultan Syarif Abdurrahman, dan Keraton tersebut. Budaya Pontianak yang unik tercermin dari Desa ini. Rumah mereka berbentuk panggung yang ditopang oleh pasak-pasak. Umumnya tanah di bawah rumah tersebut tergenang oleh air.

Masyarakat di sana masih menggunakan sungai untuk keperluan sehari-harinya seperti mencuci dan mandi. Ketika kami mampir ke tepi Sungai Kapuas, tampak anak-anak kecil usia 3 - 8 tahun berenang dengan senangnya. Mereka tampak mahir berenang walaupun masih sangat muda. Mereka bertambah semangat memamerkan aksi berenangnya ketika melihat kami datang dengan kamera. Anak-anak tersebut mulai melakukan berbagai aksi akrobat ketika menceburkan diri ke dalam sungai.

Bahkan ada beberapa anak yang tadinya bermain bola ikut bergabung berenang. Sempat terpikir oleh saya, jika pemerintah bisa membina anak-anak yang sudah memiliki budaya berenang seperti ini mungkin mereka bisa menjadi atlit yang hebat di kemudian hari. Apalagi mereka terlihat sangat menyukai kegiatan berenang. Ya semoga saja salah satu dari kalian ada yang menjadi atlit renang ya adik-adik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun