Mohon tunggu...
Dea Putri Yorenza
Dea Putri Yorenza Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

KKN-DR Kelompok 160, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Hewan Peliharaan Dapat Tertular atau Menularkan Covid-19?

15 Agustus 2020   21:32 Diperbarui: 15 Agustus 2020   21:21 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention

Maraknya penyebaran virus corona (COVID-19) saat ini, menimbulkan kekhawatiran yang tinggi di dalam masyarakat. Meskipun telah melakukan sejumlah anjuran pemerintah seperti social distancing, bekerja dari rumah (learning from home), mencuci tangan, dan memakai masker, tetap saja yang namanya cemas akan timbul. Terlebih lagi saat ini muncul kabar yang menyebutkan bahwa hewan peliharaan juga mungkin dapat tertular virus corona. Kabar ini menjadi hal yang dibicarakan banyak orang, terutama para peneliti.

Memiliki hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, memang bisa menjadi hiburan tersendiri. Bahkan, banyak orang menganggap bahwa hewan berbulu tersebut sudah menjadi bagian dari keluarga. Namun, pandemi virus corona (COVID-19) jenis baru tentu membuat para pemilih hewan peliharaan merasa khawatir. Sebagian besar dari mereka pasti takut hewan kesayangan yang telah dirawat sepenuh hati itu bisa tertular Covid-19 dan menyebarkan virus tersebut ke anggota keluarga yang lain.

Apakah benar hewan peliharaan bisa tertular virus corona?

Sebuah penelitian menyatakan kucing yang terinfeksi Covid-19 bisa menginfeksi kucing lain. Dalam penelitian itu, kucing yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun. Temuan ini menambah panjang jumlah penelitian yang menunjukkan bagaimana kucing, baik kucing besar dan kecil, dapat tertular virus. Namun, para ahli mengatakan tidak ada bukti bahwa kucing berkontribusi terhadap penyebaran Covid-19.

Peneliti mengamati tiga kucing yang terinfeksi Covid-19 dan menemukan bahwa semuanya menularkan virus itu setelah tiga hari. Ketika kucing yang terinfeksi dipasangkan dengan yang sehat-ditampung bersama selama beberapa hari-kucing yang sehat ternyata juga ikut terinfeksi. Hewan-hewan positif corona yang dalam penelitian ini, tidak menunjukkan gejala seperti suhu abnormal atau penurunan berat badan yang substansial. Tim di balik studi itu dipimpin oleh pakar virus Internasional Yoshihiro Kawaoka dari Universitas Tokyo dan ilmuwan dari University of Wisconsin.

Sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti di China melaporkan hasil tes virus corona baru ini pada kucing peliharaan, anjing, babi, ayam, bebek, dan musang. Hasil penelitian yang didapatkan dalam jurnal Science ini menemukan bahwa kucing dan musang lebih rentan terhadap infeksi virus corona, SARS-CoV-2. SARS-CoV-2 diyakini telah menyebar dari kelelawar ke manusia. Kecuali beberapa infeksi yang dilaporkan pada kucing dan anjing, belum ada bukti kuat bahwa hewan peliharaan dapat menjadi pembawa.

Kucing dapat terinfeksi melalui transmisi penularan lewat udara. Sedangkan pada anjing, tingkat kerentanan terhadap virus Covid-19 ini ternyata jauh lebih rendah. Kerentanan ini berarti kemampuan virus dalam memasuki sel. Seekor harimau di Kebun Binatang Bronx di New York City, menderita batuk kering dan kehilangan nafsu makan setelah kontak dengan zookeeper yang terinfeksi positif virus corona.

Studi tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan di China pada Januari dan Februari, menemukan kucing dan musang sangat rentan terhadap virus ketika para peneliti berusaha untuk menginfeksi hewan dengan memasukkan partikel virus melalui hidung. Mereka juga menemukan kucing dapat saling menginfeksi melalui tetesan pernapasan. Kucing yang terinfeksi memiliki virus di mulut, hidung, dan usus kecil. Anak-anak kucing yang terpapar virus memiliki lesi besar di paru-paru, hidung, dan tenggorokan mereka.

Spesialis kedokteran hewan menekankan penelitian ini mencakup sejumlah kecil kucing dan anjing, yang disuntikkan virus corona tingkat tinggi daripada virus yang mungkin menginfeksi mereka secara alami. Peneliti juga mengatakan sangat tidak mungkin seseorang akan terinfeksi oleh hewan peliharaannya. Jeanette O'Quin, seorang asisten profesor di Departemen Kedokteran Hewan Pencegahan di Ohio State University menegaskan infeksi Covid-19 ini adalah penyakit manusia.

Sejumlah peneliti di China menemukan, setelah enam ekor kucing terpapar oleh virus corona baru dalam konsentrasi tinggi, mereka terlihat terinfeksi. Ada sebuah kasus yang dilaporkan pada awal Maret 2020 lalu, seekor anjing Pomeranian terkonfirmasi positif virus corona tetapi lemah dan menjalani karantina di Hong Kong. 

Anjing yang dimiliki oleh seorang pasien Covid-19 tersebut kemungkinan membawa virus pada mulut dan hidungnya, menurut Badan Pertanian, Perikanan, dan Konservasi Hong Kong. Dilaporkan, anjing tersebut tidak menunjukkan gejala sakit apa pun. Menurut Sander, sebagian besar anjing dan kucing kemungkinan tidak berisiko dan tidak membawa (carrier) virus, serta tidak menularkannya ke manusia. Risiko penularan Covid-19 terbesar masih berasal dari sesama manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun