Mohon tunggu...
Desi Handayani Sagala
Desi Handayani Sagala Mohon Tunggu... Editor - Public Relations | Social Causes Enthusiast

An ordinary one who never be perfect but possible to be the best of own version

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Ada Pembunuhan Karakter di Lingkup Pekerjaan!

14 September 2018   20:49 Diperbarui: 15 September 2018   11:27 3168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai suatu momen yang mengharuskan saya kembali ikut dalam tim bersama pelaku. Kebetulan untuk level manager, pelaku yang menghandle teknis acara. Babak baru perlakuan terburuk pun dimulai. Pelaku berusaha menyisihkan saya dalam beberapa sesi acara, bahkan di antara tim kerja saya, saya satu-satunya orang yang tidak diajak berkoordinasi. Baiklah, kataku mencoba tegar. Semakin mendekati acara, semakin banyak saya menerima ledekan, ejekan, akibat opini buruk yang sudah diciptakan pelaku.

Awalnya saya pikir bisa mengacuhkan itu, tetapi jujur itu justru memberi dampak buruk bagi diri sendiri.

Perlahan pembunuhan karakter itu membuat saya semakin merasa rendah diri, tertekan dengan opini buruk atas diri sendiri, dan berefek terhadap kebebasan saya berkreatifitas dalam bekerja. Kian hari menjelang acara di mana saya dan pelaku diharuskan ada dalam satu kepanitiaan, dengan stigma yang sudah mencuat, semakin merongrong mental saya. 

Sampai di satu titik saya berpikir untuk menyerah. Frustasi dengan atmosfir yang dihadapi, dan bahkan pikiran melayang terhadap imajinasi untuk mengakhiri hidup saja, karena merasa sudah tidak dihargai dan berarti. 

Sungguh pengalaman ini menjadi momen terburuk dalam hidup saya, kali pertama bertemu dengan karakter seperti pelaku, kali pertama mengalami pembunuhan secara perlahan. Tadinya menganggap kata "pembunuhan karakter" hanya ada di fiksi belaka. 

Berkaca dari apa yang dialami sendiri, sebagai korban atas kejahatan seperti ini, sebagai pekerja, saya hanya berharap jangan sampai ada pembunuhan karakter seperti ini di lingkungan yang seharusnya tempat orang-orang yang profesional dan berpikir lebih rasional. Tidak membawa unsur personal ke dalam kerjaan untuk membunuh individu tertentu. 

Memberikan stigma buruk tentang orang lain di tengah-tengah lingkup kerjaan yang bahkan sampai membentuk opini dan menimbulkan cemooh kepada orang tersebut, bukan persoalan sederhana bagi mereka yang menjadi korban. Tindakan kita yang seperti ini tanpa kita sadari bisa membunuh orang secara psikis. Bahkan untuk korban yang memilih menyerah, ini bisa saja memaksanya membunuh diri sendiri karena merasa tidak berharga. 

Jangan sampai ketidaksukaan kita terhadap individu tertentu membuat kita secara langsung menjadi pembunuh. Mungkin terdengar drama, tapi itu nyata bagi mereka yang mengalaminya. Apalagi dunia kerjaan, sikap membunuh karakter orang tidak mencerminkan profesionalisme dan seharusnya tidak muncul di lingkup kerjaan. 

STOP menjadi pembunuh karakter, baik itu bully dan menjelekkan orang lain di lingkungan kantor karena alasan personal, kau bisa saja membunuh sesamamu manusia, entah itu secara fisik maupun mental. 

Tanpa kita sadari kita menjadi pelaku yang mendorong orang bersikap depresi dan mengakhiri hidupnya. Bahagia itu memang pilihan, dan depresi itu karena dorongan. Jangan sampai kita menjadi alasan seseorang menyerah atas hidupnya hanya karena emosi sesaat. 

Semoga pengalaman yang bisa saya bagikan di sini bermanfaat bagi mereka yang membaca. Hal ini saya tuliskan di sini agar kita coba berpikir jutaan kali sebelum menjadikan sesama kita termarginalkan dengan cara kita yang secara tidak langsung membunuh karakter orang lain secara perlahan dan pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun