Mohon tunggu...
Deasy Pebriyanti
Deasy Pebriyanti Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar.

Bersyukurnya saya bisa menjadi seorang istri dari suami yang luar biasa dan alhamdulillah mempunyai tiga orang anak yang insya Allah sholih sholihah. Menulis bagi saya adalah salah satu cara untuk merekam kisah yang penuh rasa dan sarat makna. Meski saya masih pemula..tapi bismillah..insya Allah saya bisa. Semangat wahai jiwa!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerimis di Penghujung Februari

27 Februari 2023   06:10 Diperbarui: 27 Februari 2023   06:17 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerimis di Penghujung Februari

Oleh: Deasy Pebriyanti

Menatap nanar tubuhmu yang terkulai lemah di balik kaca
Lantunan kalimat tahlil perlahan terdengar lirih
Aku di sini terpaku tanpa mampu menyentuh
Ingin berlari memelukmu namun kaki sulit melangkah

Pukul enam di penghujung Februari
Suara tangisan bagai gerimis yang berjatuhan
Aku masih terdiam dalam sunyinya hati
Memandangimu yang berbalut kain putih nan bersih

Masih tak percaya pagi ini engkau telah tiada
Rongga dadaku menyempit dan sesak melanda
Mengajak bulir bening mengalir tak tertahankan
Tenggorokanku tercekat bibir terkunci rapat

Aku berusaha menguatkan diri yang masih gemetar
Menghela napas menggumamkan istighfar
Sedih sakit pilu berbenturan tak terelakkan
Mengharap hadirnya ikhlas meski merasa kehilangan

 

Ciputat, 27-02-2023
Rintik hujan menemani pagiku yang sepi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun