Mohon tunggu...
Deasy Maria
Deasy Maria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kosong\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mangan Ora Mangan Sing Penting Connect

22 Desember 2013   20:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:36 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_285411" align="aligncenter" width="562" caption="Sumber : the-marketeers.com"][/caption]

"Makan nggak makan asal connect", istilah ini menurut pengakuan Chief Operations, MarkPlus Insight, Levina Yulianti, pertama kali diperkenalkan oleh lembaga riset MarkPlus Insight  sejak pertama kali membuat studi terhadap netizen di Indonesia pada tahun 2010.

Melalui the-marketeers.com, (30/10/2013), setelah empat kali meneliti behavior dari para pengguna internet aktif di Indonesia, menurut  Waizly Darwin (Chief Executive, Marketeers) bahwa para netizen di Indonesia memang semakin 'lapar' terhadap bandwidth.

Survey ini menunjukan bahwa netizen Indonesia  rata-rata menghabiskan uangnya sekitar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 untuk kebutuhan  internet per bulan. Bahkan terdapat 16,8% netizen yang rela merogoh koceknya  di atas Rp 150.000 per bulan hanya untuk keperluan internet.

Menurut hasil riset lembaga ini, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia tumbuh signifikan hingga 22% dari 62 juta di tahun 2012 menjadi 74,57 juta di tahun 2013. Menurut prediksi mereka, angka jumlah pengguna internet di Indonesia akan menembus 100 juta jiwa di tahun 2015 nanti.

***

Apa yang dijelaskan diatas, adalah sebagian fakta dan data tentang pengguna internet di Indonesia yang di sampaikan oleh Mas Valentino melalui  rangkaian kegiatan "road to school"  Sosialisasi pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)  dalam rangka memperingati Hari Ibu tahun 2013.

Kegiatan pertama dilaksanakan pada Hari Kamis, 12 Desember 2013, yaitu dengan melakukan sosialisasi pemanfaatan TIK kepada pelajar SMPN 115, Tebet, Jakarta Selatan. Salah satu SMP Negeri Favorit di Jakarta, yang pada tahun ajaran 2012 - 2013, menempati peringkat pertama se Jakarta dan peringkat ke dua untuk Indonesia, dengan nilai rata-rata UN 9,11.

Tidak berbeda dengan hasil dialog maupun dari angket yang dibagikan oleh IDKITA Kompasiana selama melakukan sosialisasi di beberapa sekolah lainnya. Data dan hasil dialog  menunjukan bahwa mulai dari pelajar SD kelas 5 hingga SMP kelas 9,  sebagian besar (hampir 100%) mengaku pernah menemukan konten pornografi baik sengaja maupun tidak disengaja ketika mereka berselancar di internet.

Dengan fakta-fakta tersebut Mas Valentino mengingatkan para pelajar bahwa merekalah yang dapat membentengi diri mereka sendiri, Oleh karenanya jangan sampai merugikan masa depan mereka. "Sekali kalian posting sesuatu di internet, maka selamanya akan ada di sana!"

Lebih lanjut menurutnya, pelajar yang berprestasi dan berhasil di masa depan, tidak hanya bermodalkan nilai akademik saja namun lebih dari itu generasi penerus bangsa harus memiliki moral dan akhlak yang baik. Oleh karenanya perlu memahami etika/etiket, hukum dan norma lain yang berlaku dan telah diterima oleh masyarakat kita secara turun temurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun