Mohon tunggu...
Deassy M Destiani
Deassy M Destiani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Seorang Ibu dua anak yang suka berbagi cerita lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Storks, Mudahnya Membuat Bayi

29 September 2016   08:43 Diperbarui: 29 September 2016   09:20 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: movie.co.id/storks/

Beberapa waktu lalu saya menonton film STORK sebuah film animasi yang bercerita tentang aktifitas unik yang dilakukan para bangau.  Kisahnya dimulai dengan menceritakan seekor bangau bernama Junior mengantarkan paket sebuah ponsel. Junior adalah seorang pekerja di perusahaan ritel online bernama Cornerstore.com.  Sebelumnya,  perusahaan itu memproduksi bayi untuk keluarga yang mengingkan anak. Jadi setiap orangtua yang mengingkan anak bisa berkirim surat ke Cornerstore.com,  lalu mereka akan membuatnya dengan sebuah mesin canggih. Hanya dengan memasukkan surat yang bertuliskan kriteria bayi yang diinginkan maka mesin itu langsung bisa menterjemahkan. Bahkan bayi yang diproduksi bisa langsung duduk dan minum dari botol susu. Persis seperti buat boneka di pabrik boneka deh prosesnya, tapi ini bayi manusia yang hidup.

Setelah sekian lama, Cornerstore.com tidak mau memproduksi bayi lagi,  karena pemilik perusahaan seorang bangau yang bernama Hunter ingin menepis anggapan bahwa bangau hanya bisa mengantar bayi saja. Hunter ingin merubah branding bahwa bangau bisa mengantar apapun kebutuhan manusia. Apalagi di era serba online ini manusia memerlukan bantuan untuk pengiriman barang-barang yang dibutuhkan dengan cepat. Maka jadilah bangau pengantar paket pesanan manusia dan perusahaan ini berkembang pesat.

Masalah datang saat Junior sebagai pengantar paket terbaik akan dipromosikan oleh Hunter si Bos Besar. Hunter mengatakan bahwa Junior bisa diangkat jadi Bos asalkan Junior memecat seorang manusia satu-satunya di pabrik itu yang bernama Tulip. Tulip adalah seorang gadis yang kehilangan alamat kirimnya. Sehingga Tulip tidak terkirim pada orangtua pemesan dan diasuh oleh para bangau. Namun Junior tidak tega memecat Tulip padahal Tulip sering membuat keonaran di pabrik yang mengakibatkan laba perusahaan turun. Akhirnya Junior menempatkan Tulip di pabrik bayi yang sudah ditutup tadi dengan alasan untuk mengurus surat yang datang.

Nun jauh disana, ada seorang anak yang sangat menginginkan adik. Anak ini merasa kesepian karena meski ayah dan ibunya bekerja dari rumah melalui media online tapi hampir tak pernah punya waktu untuk berman dengannya. Setiap hari ayah dan ibunya melakukan bisnis via telpon dan ada di depan layar komputer masing-masing. Sementara sang anak bermain sendirian. Setiap kali anaknya minta ditemani orangtua selalu beralasan, “sebentar ya..ini ayah sedang transaksi , boleh main tapi hanya 5 menit saja ya..setelah itu kta berhenti”.  

Suatu hari si anak minta pada orangtuanya agar diberikan adik. Anak bertanya bagaimana caranya membuat bayi, namun kedua orangtuanya malah tersenyum geli. Tidak ada penjelasan hanya diakhiri dengan kalimat, “ Ayah dan ibu cukup punya kamu saja nak, tidak perlu anak yang lain”.   Singkat cerita anak ini menemukan brosur tentang pabrik bayi yang diproduksi oleh para bangau. Ditulislah surat dengan suka cita dan berharap bangau akan mengirimkan adik untuknya. Namun anak ini juga berbohong karena mengatasnamakan orangtuanya yang meminta anak. Hmmhmm... kalau anak-anak cerdas pasti menyimak deh bagian ini dan bertanya kok dia bohong ya kan itu yang minta anaknya bukan orangtuanya. He..he..he...

Surat itu sampailah pada Tulip yang bertugas di pabrik bayi. Ketika dia membacanya, Tulip kemudian memasukkan surat ke mesin pembuat bayi. Maka lahirlah bayi perempuan lucu berambut merah dengan mata bulat yang menggemaskan. Disinilah masalah sesungguhnya dimulai. Junior harus mengantarkan bayi itu bertemu orantuanya agar promosinya sebagai Bos tidak terhalang oleh ulah Tulip yang mengaktifkan mesin pembuat bayi.

Cerita lucu mengalir dalam menggambarkan petualangan Junior dan Tulip mencari alamat si bayi. Mereka bertemu sekumpulan serigala yang juga menginginkan bayi menggemaskan itu menjadi anaknya. Namun serigala ini bisa berubah bentuk membuat formasi, jembatan, perahu, mobil, dan pesawat yang kocak hingga membuat penonton tertawa. Hanya saja banyak adegan kekerasan yang kalau dilihat anak balita dibawah 5 tahun sih gak pas ya. Bagusnya ini buat 7 tahun keatas. Karena menontonnya juga butuh sedikit mikir sih. Apa betul bayi itu bisa dibuat dengan mesin seperti di film? Gampang banget ya punya adik bayi. Tinggal kirim surat langsung jadi. Karena di akhir kisah, ada ribuan surat yang belum ditindaklanjuti, lalu dimasukkan semua ke mesin pembuat bayi oleh Junior. Maka lahirlah ribuan bayi sampai pabriknya gak muat. Lalu pasukan bangau pun akhirnya kembali bertugas sebagai pengantar bayi.

Di luar ketidaklaziman kisah mesin pembuat bayi, film ini sebetulnya menyentuh sisi emosional yang dalam. Bagaimana seorang anak ingin perhatian dari orangtanya, bahwa anak juga ingin bermain bersama orangtua. Jangan kerja melulu, jangan di depan laptop dan ngobrol sama klien terus dong. Please ngobrol sama aku nih anaknya!. He..he....  Ada pula nilai-nilai persahabatan yang terjalin antara Junior dan Tulip. Bagaimana akhirnya mereka saling bekerjasama menyelamatkan sang bayi hingga melupakan kepentingan pribadinya masing-masing. Bagian yang menceritakan perhatian seorang kakak sampai merubah rumahnya, membuat mainan, lampu dan kamar untuk sang adik dengan sepenuh hati cukup mengaduk emosi. Apalagi saat diberitahu bahwa bangau tak lagi mengantar bayi, betapa sedihnya sang kakak. Namun keajaiaban  datang. Bangau tak pernah ingkar janji, meski rintangan menghadang di perjalan, adiknya akhirnya dikirim ke rumahnya oleh Junior dan Tulip. Betapa senangnya sang kakak. Jadi terharu deh.    

Nah gimana setelah baca tulisan ini, tertarik nonton film STORK?  Silahan saatnya memilih ..... he.he...he...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun