Mohon tunggu...
Deassy M Destiani
Deassy M Destiani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Seorang Ibu dua anak yang suka berbagi cerita lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Abaikan Hipertensi Jangan Kaget Kalau Harus Cuci Darah

16 Mei 2018   11:28 Diperbarui: 16 Mei 2018   21:45 2184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.sahabatnestle.co.id/

By Deassy M Destiani

Sekitar 1 miliar penduduk di dunia diprediksi mengidap hipertensi pada tahun 2025.  Data ini bersumber dari WHO (2011).  Delapan juta diantaranya meninggal dunia setiap tahun.  Prediksi WHO juga menyebutkan bahwa 1/3 populasi penderita hipertensi ada di Asia Tenggara. Artinya penyakit ini mengakibatkan 1,5 juta orang di Asia Tenggara meninggal.

Membaca angka itu, saya sebagai penderita hipertensi merasa gelisah. Apalagi kemarin saya mengalami kondisi tekanan darah mencapai 200 per 110. Itu angka tertinggi buat saya. Padahal selama tiga tahun terakhir ini saya rutin mengkonsumsi obat hipertensi dengan merek Irbesartan 150 mg, bahkan dua bulan lalu dinaikkan dosisnya menjadi 300 mg. Namun ternyata tekanan darah saya tetap tinggi. Saya sampai harus opname tepat pada tanggal 1 Mei 2018 lalu.  Bagaimana jika saya tidak rajin minum obat? Pasti fatal sekali akibatnya.

Bicara masalah fatal ini, memang kita tidak boleh main-main dengan hipertensi.  Ayah saya sendiri contohnya. Beliau seorang perokok. Tidak pernah sakit, tidak pernah cek up ke dokter. Suatu hari saat menjemput anak saya di sekolah, beliau tiba-tiba jatuh dari motor. Kondisi badannya lumpuh sebelah, mulut sudah perot ke kanan, tapi masih sadar. Untung beliau bisa segera tertolong.

Saya dan suami membawa beliau ke RS dan hasil scan menunjukkan pembuluh darah di otak pecah namun tak perlu operasi. Tekanan darahnya saat itu 170 per 100.  Ayah saya harus terapi berjalan dan stimulasi motorik halus lagi untuk menggenggam. Alhamdulillah dengan semangatnya beliau sekarang bisa jalan normal kembali meski tangannya tidak sekuat dulu lagi. Dampak positifnya beliau insyaf merokok.

Kakek dari Mama saya juga hipertensi. Beliau sama seperti Ayah saya. Tidak pernah sakit, tidak pernah ke dokter. Persis juga kejadiannya sedang naik motor. Namun kakek itu jatuh dari motor lalu muntah-muntah. Sampai ke RS, kakek tidak sadar dan ngorok. Waktu itu kejadiannya habis shalat Ashar. Ternyata saat Adzan Magrib kakek saya dipanggil Allah SWT. Dokter bilang pembuluh darah di otaknya pecah karena tekanan darah tinggi.  Umurnya saat itu belum ada 50 tahun. Saya masih kelas 3 SD ketika kakek dari Mama saya wafat.

Ada juga kisah teman yang seumuran dengan saya. Teman saya ini harusnya minum obat hipertensi rutin setiap hari. Suatu kali, dia dipindahtugaskan ke luar Jawa. Merasa sehat, dia tidak pernah kontrol lagi hipertensinya itu di tempat tugasnya yang baru. Satu tahun berlalu. Saat lebaran, dia pulang ke rumah. Habis lebaran dia merasa tidak enak badan akhirnya cek ke dokter.

Dokter meminta cek darah, urin dan ginjal. Hasilnya membuat teman saya ini hampir pingsan. Ginjalnya sudah rusak. Dia divonis harus cuci darah seminggu dua kali. Merasa tidak yakin dengan hasil lab, teman saya ini cek ke lab lain. Hasilnya tetap sama. Kerusakan ginjalnya sudah mewajibkan dia cuci darah, jika tidak maka tubuhnya akan lemas dan penyakit lainnya berdatangan. Tak ada pilihan. Sekarang teman saya ini masih cuci darah. Tetap semangat meski menyesal karena dulu tidak minum obat hipertensi rutin.

Banyak orang salah kaprah yah, kalau minum obat hipertensi terus menerus itu malah akan merusak ginjal. Padahal saya sendiri sudah minum obat hipertensi tiga tahun. Setiap enam bulan sekali saya cek laboratorium. Hasil tes kreatinin, fungsi ginjal saya masih bagus dan normal. Bahkan hasilnya lebih bagus dari suami yang tidak pernah minum obat rutin.

Kata dokter yang memeriksa saya, ada beberapa klasifikasi seseorang itu dikatakan hipertensi atau tidak. Berikut ini penjelasannya.

1. Normal. Jika tekanan darah kurang atau sama dengan 120/80 mmHg sampai dengan 135 per 85.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun