Mohon tunggu...
Deassy M Destiani
Deassy M Destiani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Seorang Ibu dua anak yang suka berbagi cerita lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

My New Book "Anakku Bukan Anakku"

23 Maret 2015   14:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:12 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427095966351771605

DIBALIK KISAH BUKU "ANAKKU BUKAN ANAKKU"

Alhamdulillah buku saya yang ke 3 dengan judul ANAKKU BUKAN ANAKKU sudah beredar di toko buku. Buku ini berkisah tentang ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan. Mulai dari depresi yang paling ringan hingga yang paling berat yaitu sampai membunuh anak kandungnya sendiri. Semua dikupas dalam buku ini beserta penanganannya jika anda atau orang yang anda kenal ternyata mengalaminya.

Jika membaca kembali kisah-kisah di buku ini, sungguh saya sangat bersyukur bahwa saya masih bisa bertemu dengan kedua orangtua hingga hari ini. Mereka berdualah yang selalu menjaga saya saat melahirkan anak-anak. Karena mereka jugalah saya tidak mengalami depresi pasca melahirkan. Ibu dan ayah sangat kompak dalam membantu pasca persalinan.

Ibu saya dengan sigap memandikan bayi, karena saya belum berani dan belum pulih betul dari persalinan. Sementara ayah sering mengajak bicara cucunya yang masih merah itu. Kadang anak saya tertawa mendengar suara kakeknya mengajak bicara. Sungguh itu merupakan hal yang luar biasa. Saya hanya diminta untuk menyusui dan menidurkannya saja. Karena masakan sudah selesai dibuat oleh Ibu saya. Tinggal makan enak dan sepuasnya menyusui anak dengan ASI eklususif.

Suami juga siap membantu mengganti popok bayi jika dia rewel di malam hari. Bahkan suami sering membantu menidurkan bayi kami jika dia terbangun. Semuanya indah dan sempurna, membuat saya sangat bahagia dan efeknya bayi tidak pernah rewel. Selama melahirkan dua kali, anak-anak saya saat berumur kurang dari satu tahun tidak pernah menangis dengan keras di malam hari. Tidak pernah sekalipun membuat kedua orangtuanya begadang karena mereka terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Bayi kami selalu tidur setelah magrib dan bangun pagi hari jam 5 subuh. Sungguh menyenangkan dan tidak merepotkan. Itulah gambaran saya di awal punya anak. Bahagia...bahagia...dan bahagia...

Namun ternyata gambaran itu tidak semuanya manis seperti halnya yang terjadi pada saya. Di luar sana ada Ibu-Ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan. Mereka mengharapkan bayi itu tapi tiba-tiba menjadi sangat membencinya. Bahkan ada yang tega mengakhiri hidupnya. Saya sangat penasaran. Kok bisa sih ada ibu yang sedemikian tega?? Harimau aja sangat sayang dan melindungi anaknya. Ini manusia kok tega amat ya? Bukankah sosok Ibu itu selalu digambarkan sebagai sosok yang harusnya sebagai malaikat pelindung anaknya? Siap mati dan rela berkorban apapun demi anaknya?

Akhirnya saya mencari informasi kemana-mana. Membaca berbagai referensi lewat buku, internet, majalah, tabloid dan media sosial. Saya sangat terkejut, karena ternyata kasusnya sangat banyak. Ibu-Ibu yang curhat tentang hal ini ada pula di berbagai blog dan grup parenting. Kebanyakan dari mereka tidak menyadari apa yang terjadi pada dirinya.

Saya mencoba mencari referensi ke toko buku untuk membeli buku dengan tema depresi pasca melahirkan ini. Namun tidak satupun saya temukan. Kebanyakan hanya jurnal dan skripsi mahasiswa kebidanan atau kedokteran yang membahas tentang depresi pasca melahirkan ini.

Membaca kisah-kisah dari berbagai referensi itu membuat saya sangat sedih. Bagaimana bisa ada seorang Ibu yang tidak bahagia dengan kehadiran anaknya? Saya putuskan bahwa inilah waktunya saya berbagi buat semua Ibu. Saya akan menuliskan kisah-kisah depresi pasca melahirkan itu dalam sebuah buku. Sehingga tidak ada lagi ibu yang bingung dengan kondisi yang dialaminya pasca melahirkan. Apabila depresi itu berkelanjutan maka si Ibu harus segera mencari pertolongan kepada tenaga kesehatan yang profesional. Alhamdulillah saya bertemu dengan beberapa teman penulis yang mau menjadi kontributor kisah untuk buku ini. Maka jadilah buku ini saya garap bersama beberapa teman. Prosesnya 9 bulan. Sama dengan lamanya sebuah kehamilan... entah kebetulan atau tidak smile emotikon. Kini buku itu sudah bisa anda baca. Semoga bisa memberikan manfaat bagi pembacanya.

Menjadi Ibu memang sebuah anugerah luar biasa.... maka hormatilah Ibumu..karena mereka bukan hanya rela berkorban nyawa saja, tapi juga berkorban pikiran, hati dan jiwanya. Seorang Ibu posisinya tidak bisa digantikan oleh apapun di dunia ini. Maka saat beliau masih ada..peluklah... ucapkanlah terimakasih atas setiap pengorbanan yang telah beliau berikan. Harapan seorang Ibu hanya satu : agar anaknya bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan. Please hug your mother!!

Love u Mom....and I am proud to be a Mom

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun