Mohon tunggu...
Dea Romadhoni
Dea Romadhoni Mohon Tunggu... Atlet - perempuan

dea romadhoni mahasisiwa stai al anwar

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Sudah Amankah di Zona Nyaman?

20 Agustus 2020   09:42 Diperbarui: 20 Agustus 2020   09:31 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kondisi nyaman sudah menjadi piama dalam diri kita. Sesuatu yang bisa menguji adrenalin tak akan pernah muncul. Tekanan yang membuat hidup seseorang berjuang tak lagi dirasakan. Ketertinggalan seseorang terkadang bukan berasal dari kebiasaan atau terisolisirnya suatu lingkungan kependudukan. 

Ketertinggalan seseorang terkadang karena sebuah keterlenaan dari adanya kadar. Sungguh begitu adilnya Allah SWT menjadikan manusia beragam sesuai kadarnya. Kadar kekuatan iman, kekuatan jasmani, rohani dan kekuatan lainnya.

Ketika seseorang menginginkan nikmat yang besar dan  kebahagiaan yang selalu menyertainya. Tidak semua hal itu dapat terwujud begitu saja, tanpa adanya suatu pengorbanan, keuletan dan kegigihan untuk mendapatkannya. 

Jikalaupun semua itu dapat dicapai dengan mudah atau dengan selangkah dua langkah, semua itu adalah anugrah dari sang kuasa. Tapi bisa saja semua itu hanyalah sebuah tipuan belaka, atau sebuah ujian bagi hambanya. Karena sesungguhnya Allah SWT lebih melihat seorang hamba dari seberapa besar jerih payah yang dilakukannya.

Ketika ditelisik lebih dalam lagi, kenyamanan dan kebahagian hidup akan berdampak pada jerih payah seseorang dalam mencapai kemaslahatan dan kebahagiaan abadi. 

Dimana seseorang akan merasa terlena dengan apa yang sudah dirasakan. Dengan begitu banyak dari golongan manusia yang lebih senang untuk rehat bersantai dengan penuh gaya di zona nyaman itu. 

Padahal perlahan kenyamanan itu jelas akan hilang. Meski tak pernah tahu kapan sang pemberi kenikmatan membatasi itu untuk hambanya.  Tapi ketika seseorang tidak mendapatkan apa yang diinginkannya dan malah sebaliknya, sakit yang terasa dalam ulu hati adalah sebuah peluang besar. 

Peluang untuk seseorang membangun dan terus berusaha bangkit dari keterpurukan. Selalu melihat kaca spion, melihat bagaimana pahitnya pencapaian yang belum bisa dicapai. 

Dengan menjadikan hal itu sebagai pelajaran untuk menuntun seseorang berjalan dan menatap kedepan dengan lantang. Zona inilah yang sebenarnya menjadi energi positif dalam diri seseorang. 

Zona dimana seseorang yang merasa sakit yang begitu mendalam atau hanya sekedar ngilu biasa. Tapi disinilah seseorang akan merasa tertekan dan terdorong untuk mencapai sebuah kenyamanan dan kebahagiaan. 

Tapi itu berbeda dengan seseorang yang merasa nyaman tanpa perjuangan yang gigih. Seseorang yang memiliki rasa kebahagiaan dan kenyamanan dari proses yang panjang takkan menyia-nyiakan begitu saja kebahagiaan dan kenyamanan yang telah dicapainya.

Semua itu adalah kuasa Allah SWT. Begitu indahnya beliau mengatur seluruh umat mengatur seluruh hambanya. Dengan kadar kekuatan yang bisa dilaluinya masing-masing. Jikalau seseorang terlena dengan kenikmatan yang dimilikinya dan jatuh diantara jurang-jurang kenistaan, jelas dia akan mulai sadar bahwa sesuatu yang diharapkan sesungguhnya hanya Allah yang mampu mewujudkan dan yang mengetahui kapan akan sampai kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun