Kabupaten Semarang - Mahasiswa KKN Reguler UIN Walisongo Posko 49 berkolaborasi dengan posko 51 mengadakan Webinar dan sharing session Moderasi Beragama yang diadakan pada hari Senin Pukul 19.30 (24/10/2022)
Negara Indonesia terkenal akan keanekaragamannya, baik keanekaragaman suku, ras, status sosial maupun agama. Di Indonesia sendiri kini terdapat 6 agama yang dianut oleh masyarakat.Â
Perbedaan keyakinan tersebut terkadang timbul berbagai macam presepsi masyarakat terhadap kebudayaan antar agama. Tidak semua kebudayaan agama yang satu dipandang benar atau logis oleh penganut agama yang lain.Â
Lantas bagaimana cara kita sebagai masyarakat dengan latar belakang agama yang berbeda dapat hidup rukun dalam kehidupan bermasyarakat?. Untuk itu KKN Reguler 79 Posko 49 dan Posko 51 UIN Walisongo mengadakan Webinar dan sharing session terkait moderasi beragama.
Pada Webinar kali ini tema yang diangkat yaitu mengenai "Makna Moderasi Beragama dalam kehidupan Bermasyarakat". Kegiatan ini dilaksanakan secara online menggunakan via aplikasi zoom.Â
"Diharapkan dari acara webinar ini bisa menjadikan kita lebih meningkatkan toleransi" Ujar Hasil selaku koordinator webinar.Â
Acara tersebut mengusung konsep sharing session, dimana sharing session yang dilakukan adalah dengan diskusi bersama antara anggota Webinar yakni posko 49 dan 51 guna berbagi pengetahuan mengenai apa sesungguhnya makna moderasi beragama itu.Â
Narasumber pada webinar kali ini adalah saudara Muhammad Ma'sum, yang juga selaku ketua umum HMI cabang Salatiga Kom. Karonoto Zarkazy.
"Makna moderasi sendiri adalah dimana kita berteman tidak harus dengan orang islam, namun kita bisa bertoleransi dengan umat/agama lain. Sedangkan bersikap moderat, sikap yang seimbang. Harus seimbang antara mementingkan dunia dan akhirat. Mementingkan dunia yang dimaksud adalah bagaimana sikap kita memberlakukan orang lain, bekerja, dan berusaha. Sedangkan mementingkan akhirat adalah bagaimana kita beramal shaleh dalam menjalankan perintahnya-Nya dan menjauhi larangan-Nya." Ujar Muhammad Ma'sum selaku narasumber. Â
"Terutama kita sebagai mahasiswa harus mampu berfikir kritis, memiliki cara pandang secara moderat, mengamalkan agama tidak ekstrem. Sehingga bisa dengan mudah hidup berdampingan dengan budaya umat lain". Sambungnya.Â
Penulis : Devisi Pendidikan dan Agama