Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demokrasi Kocak

14 April 2025   19:09 Diperbarui: 14 April 2025   19:09 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demokrasi katanya suara rakyat,  
Tapi kok yang menang malah si pejabat?  
Yang katanya kerja demi kemakmuran,  
Eh, ternyata sibuk bangun rumah megah di perbukitan.  

"Rapat terbuka!" seru mereka lantang,  
Padahal pintu terkunci, rakyat dibiarkan tegang.  
Agenda disusun dengan janji yang manis,  
Tapi realisasinya? Harga cabe naik. Pedis.  

Kampanye penuh janji segunung tinggi,  
Bilangnya "pro-rakyat," padahal pro sendiri.  
Bendera dikibarkan, slogan dipekikkan,  
Tapi kok kebijakan malah bikin kantong kita tipisan?  

Kursi parlemen jadi rebutan sengit,  
Siapa cepat dapat, meski pakai trik licik.  
Demokrasi dijual, dibungkus retorika,  
Tapi intinya sih cuma: "Mana bagian saya?"  

Tapi jangan pesimis, kita masih bisa ketawa,  
Karena demokrasi juga punya sisi bahagia.  
Setidaknya kita bisa pilih yang terbaik,  
Walau kadang pilihannya bikin darah naik!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun