Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Cina Jual Kembali Gas Rusia ke Eropa, Omong Kosong Sanksi?

8 September 2022   11:29 Diperbarui: 8 September 2022   13:46 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
   Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011. (The Guardian/AFP)

Pada bulan Maret, jumlah kapal hantu tersebut melonjak 600%. Mereka menyelundupkan hampir 1,5 juta barel minyak setiap hari. AS juga tridak bersih dari kasus gas laundering tersebut. Dua minggu setelah perang Ukraina, AS memberlakukan sanksi pada minyak Rusia. Tetapi seberapa efektif sanksi tersebut? Menurut laporan tidak banyak. Minyak mentah Rusia masih digunakan oleh kilang di Cina dan india. Banyak dari kilang ini masih mengekspor ke AS. Jadi AS mungkin tidak mengimpor minyak Rusia secara langsung tetapi mereka membeli produk yang sama dari tempat lain. Pada dasarnya melemahkan sanksi mereka sendiri.

Eropa berbicara tentang menghentikan mesin perang Putin namun tetap membeli gas Rusia dari Cina. AS kora-koar akan melumpuhkan ekonomi Rusia namun tetap membeli minyak Rusia dari kilang lain.

Sekarang bandingkan dengan sikap mereka terhadap India. AS mengecam India mendanai perang Putin denga membeli minyak Rusia. Lah sendiri juga beli kan? AS dan sekutu emang ada-ada ajah. Barat melemahkan sanksinya sendiri tapi marah kalau negara lain ikutan.

Coba kita lihat datanya. Dalam enam bulan pertama perang, Rusia meraup 158 miliar dolar dari penjualan energi. Pembeli utamanya Uni Eropa  47%. Cina 24%. Sisanya negara G7 dan NATO 13%. Lalu India india 6%. Meskipun ada peningkatan impor India tapi tidak signifikan, karena sahamnya tetap rendah hanya enam persen. Dibandingkan dengan 47% Eropa tentu jauh. Jadi intinya, jika ada yang mendanai Perang putin, itu adalah Eropa. Namun mereka mempertanyakan India.

Dan sekarang ada proposal baru pembatasan harga minyak Rusia. Menteri luar negeri G7 sudah menyetujuinya. Mereka ingin baik India dan Cina untuk menandatanganinya juga. Bagaimana respon India? Pejabat India mengatakan mereka akan mempelajari proposal tersebut. Pada saat yang sama mereka telah menolak untuk ditekan oleh "moral argumen" barat. India lebih memilih vox pop.

Begini respon Menteri Perminyakan India yang saya kutip dari CNBC, "Saya punya kewajiban moral untuk konsumen saya. Apakah saya sebagai pemerintah yang dipilih secara demokratis ingin situasi di mana pompa minyak mongering?" Lihat apa yang terjadi di negara-negara sekitar india."

Beliau ada benarnya. Kalau Eropa bisa melanggar sanksinya sendiri untuk membeli gas Rusia, maka pasti Pemerintah India juga bisa mencari penawaran terbaik demi rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun