Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Relevankah Pancasila dengan Masa Kini?

2 Juni 2022   19:35 Diperbarui: 2 Juni 2022   21:14 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: iNews

Jadi, bagaimana mengetahui kapan Pancasila sudah tidak relevan lagi? Saya tidak mampu menjawabnya dan berharap agar pemerintah bisa membuka ruang untuk mendiskusikannya secara terbuka dan aman. 

Kita hidup di dunia dengan jenis-jenis pandangan yang berbeda-beda sehingga butuh keberanian menerima kekurangan diri sendiri (dan orang lain), mampu menertawakan diri sendiri (tapi tidak orang lain), lalu berusaha memperbaiki diri.

Dalam kehidupan bernegara, sejarah mengingatkan kita pada "kebodohan" penjajahan, orde lama, orde baru, hingga reformasi. Semua itu menciptakan identitas Indonesia seperti yang ada sekarang. 

Kita tak pernah tahu apakah dunia menjadi lebih baik atau lebih buruk jika komunis memenangkan Perang Dunia II. Karena ketika melihat Cina, partai yang membuatnya menjadi raksasa ekonomi dunia adalah Komunis. Apakah Indonesia juga akan menjadi negara maju jika menganut Komunis, alih-alih Pancasila? Kita tak akan pernah tahu. 

Banyak dari kita yang bercita-cita jadi spiderman atau superhero lainnya, sebelum menginjak usia 9 tahun. Usia 10 kita menyesal "duh malunya, kok saya segitu bodohnya bercita-cita jadi spiderman". Usia 50, kita akan melihat spiderman sebagai cita-cita paling manis yang pernah kita punya, meski tetap tahu itu cita-cita paling bodoh. 

Mungkin itu sebabnya orang bijak kebanyakan digambarkan berjanggut putih, karena semakin tua kita makin berani menerima kebodohan diri sendiri dan orang lain sebagai sesuatu yang tak bisa terlepas dari manusia sebagai makhluk "ceroboh". 

Memasuki usia ke-77, kita adalah bangsa yang sudah berjanggut putih. Beranikah kita menertawakan diri sendiri karena menganggap Pancasila sebagai "ideologi" bangsa? Ataukah berani menertawakan diri sendiri karena mempertanyakannya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun