Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Milik Hati yang Lemah

16 Maret 2022   16:56 Diperbarui: 17 Maret 2022   15:47 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: iStock)

Sunyi jarang terjadi dalam keheningan penyair yang sedang menari. Tinta panas menyala. Menetes dari Imajinasi seperti lahar tumpah dari gunung berapi. 

Diam milik Kertas sepenuhnya saat penyair sedang menari. Seperti korban kurban, yang hanya bisa berbaring tak bersuara. Bersimbah darah. Tak punya jalan keluar.

Darah dan api di atas Kertas adalah sepasang kaki kikuk penyair yang sedang menari. Rentan jatuh dan terbakar. Sudah pasti, puisi bukan milik hati yang lemah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun