Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Kata-kata Mati

26 September 2021   12:26 Diperbarui: 26 September 2021   14:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kata-kata mati, ia terbangun rasa sakit. Tak butuh elegi apa pun. Jeritan abadi muncul.

Wajah-wajah dibentuk. Pencarian nama dimulai. Bagaimana tak mati setelah menjadi lebih bijaksana dari tuhan.

Senyum miring membuatnya nyata. Tak ada keinginan apapun di depan cermin. Riasannya diperuntukan bagi kuil.

"Hanya kata yang membuatnya abadi"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun