Ahmadi terbunuh bersama sembilan anggota keluarganya.
"Kami tidak ada hubungannya dengan terorisme atau ISIS. Kami cinta Amerika. Kami ingin pergi ke sana," kata rekan kerja Ahmadi yang dikutip anonim karena bahaya dikaitkan dengan perusahaan AS yang melakukan bisnis di Afghanistan (The Guardian).
Investigasi lainnya dari Washington Post menguatkan dugaan kesalahan serangan drone tersebut.
Buktinya jelas akankah Amerika mengakui kesalahannya? Sejauh ini belum. Para pejabat AS mengatakan mereka sedang melakukan penyelidikan atas serangan itu.Â
Sebelumnya, Pasukan militer AS melakukan serangan udara tak berawak di sebuah kendaraan yang ditandai sebagai ancaman ISIS K, serangan dengan dalih pertahanan diri itu berhasil mengenai sasaran di dekat bandara Kabul.Â
Sejauh ini serangan udara AS telah menewaskan sedikitnya 22.000 warga sipil sejak 9/11, angka-angka ini mengkonfirmasi apa yang telah diketahui dunia selama ini, militer AS memiliki senjata paling kuat di dunia dan mereka tidak ragu menggunakannya untuk melakukan serangan, termasuk warga sipil yang tidak bersalah sebagai korban sampingan.