Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Krisis Afghanistan: Kejatuhan Kabul, Kenapa Bisa Terjadi?

25 Agustus 2021   01:49 Diperbarui: 13 Februari 2022   08:29 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asap mengepul setelah milisi Taliban dan personel keamanan Afghanistan bentrok di Kandahar, barat daya Kabul, (12/8/2021).(AP PHOTO via Kompas)

Sudah sejak seminggu ke belakang, kejatuhan Pemerintahan Ashraf Gani di Afghanistan menjadi berita utama di seluruh dunia, termasuk Kompasiana yang mengangkatnya menjadi Topik Pilihan. 

Taliban telah sepenuhnya menduduki Afghanistan sekarang. Presiden Ashraf Ghani, telah meninggalkan negara itu.

Menurut beberapa laporan, presiden yang dinilai "pengecut" itu melarikan diri ke Tajikistan. Beberapa laporan mengklaim bahwa dia melarikan diri ke Uzbekistan. Negara-negara lain berusaha untuk mengevakuasi warganya dari Kabul, sesegera mungkin.

Tanggal 15 Agustus, Taliban memasuki Kabul, ke dalam Istana Kepresidenan Afghanistan. Denmark, Norwegia, Swedia, Jerman berada dalam daftar panjang negara-negara yang sudah menutup kedutaannya di Afghanistan. Kedutaan AS juga telah sepenuhnya dievakuasi.

Karena Taliban sudah menduduki Afganistan di semua sisi, satu-satunya tempat yang tersisa untuk orang-orang yang ingin meninggalkan negara itu adalah bandara Kabul --- yang merupakan ibu kota Afghanistan. 

Kerumunan memadati bandara internasional di Kabul dalam suasana kacau pada hari Minggu 15/8. Situasi saat itu bisa disaksikan lewat salah satu video Kompas TV di bawah ini. 

Setelah gerilyawan Taliban memasuki ibu kota Afghanistan, Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu. 

Taliban hanya butuh satu minggu untuk mendapatkan kembali kendali atas Afghanistan.

Bandara ditutup untuk semua penerbangan sipil. Ada tembakan yang dilepaskan di sana saat ribuan warga Afghanistan berkumpul dengan harapan bisa keluar dari negara itu.

Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa Taliban memiliki sekitar 85.000 pejuang. Tapi tentara Afghanistan punya 300.000 tentara. Jadi tentara Afghanistan bisa dengan mudah mempertahankan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun