Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kapan Harus Menolak Tugas Rangkap di Kantor?

16 Agustus 2021   11:45 Diperbarui: 5 September 2021   06:01 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | sumber: Pexels

Iya juga sih...judulnya mengundang dilema. Di satu sisi kita ingin mengambil tugas rangkap demi mendaki tangga karir, di sisi lain beresiko stres akibat beban kerja yang terlalu berat, yang berujung penurunan kinerja.

Pada tahun 2003, Catalyst (organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pengembangan SDM) dalam laporan berjudul "Building Trust Between Managers and Diverse Women Direct" melaporkan bahwa 40% wanita yang berada dalam posisi kepemimpinan dalam perusahaan mengatakan bahwa mencari tugas yang sulit dan "lebih dilirik" atasan telah banyak dijadikan strategi peningkatan karir. Masuk akal. 

Dengan menjadi sukarelawan untuk tanggung jawab atau tugas tambahan, kita dapat mempelajari keterampilan baru, alhasil bakat jadi lebih terlihat oleh pimpinan, dan menunjukkan kesiapan kita untuk melangkah ke peran yang melampaui peran saat ini.

Namun terlepas dari semua manfaat menjadi sukarelawan dalam tugas tambahan, ada kalanya beban kerja ekstra dapat benar-benar merugikan.

Untuk itu, strategi mengambil tugas tambahan harus diterapkan berbasis alasan. Kita harus belajar memasang pagar pembatas untuk menerima tugas tambahan sehingga tidak terlalu terbebani olehnya.

Tapi bagaimana caranya?

Bagaimana kita bisa mengatakan "tidak" untuk memperpanjang daftar tugas tanpa sekalian mengatakan "tidak" untuk memajukan karir? Kuncinya adalah dengan menjadi sangat selektif. 

Satu kesalahan umum yang dilakukan oleh banyak orang berkinerja tinggi adalah menerima terlalu banyak tugas dengan visibilitas rendah yang mengharuskan mereka bekerja lembur tanpa memperoleh manfaat dari pengakuan dan keterampilan baru yang seharusnya didapatkan dari tugas tersebut. 

Untuk menghindari membebani diri terlalu banyak tanpa manfaat karir yang jelas, berikut adalah 4 tips dari laporan Catalyst di atas tentang "kapan harus mengatakan 'tidak' kepada tugas tambahan."

1. Tugas yang Membuat Kita Terlalu Terbebani

Sebelum mengatakan "ya" untuk tugas tambahan, lakukan penilaian risiko. Jujurlah secara brutal dengan diri sendiri: Apakah ada risiko kita akan melampaui batas, mengambil terlalu banyak beban tambahan, dan mengkompromikan kemampuan kita untuk tetap memenuhi tanggung jawab rutin dengan baik?

Mulailah dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang jelas, seperti apakah proyek sampingan ini akan menyedot waktu Anda dari prioritas inti dan pengorbanan apa yang mungkin diperlukan dalam kehidupan pribadi untuk mengakomodasi jam kerja ekstra di tempat kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun