Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musuh Kemanusiaan yang Menjadi Senjata Penguasa

15 Februari 2021   03:22 Diperbarui: 16 Februari 2021   09:26 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Musuh terbesar umat manusia adalah kemiskinan. Dalam semua tahap peradaban manusia, penguasa telah mengeksploitasi orang miskin, dengan menjual mimpi orang miskin sejak lama sekali.

Tidak ada negara di dunia yang kebal terhadap kemiskinan dan eksploitasi. Kemiskinan sebagai kutukan telah menguasai dunia bagai kejahatan tak terkekang dan tak terkalahkan di bumi.

Banyak isme seperti komunisme, sosialisme dan kapitalisme mulai berkuasa untuk memberantas kemiskinan tapi semua telah berubah menjadi predator bukannya juruselamat umat manusia.

Selama keserakahan berkuasa, tidak mungkin untuk menaklukkan kemiskinan dan ia akan tetap tak terkalahkan.

Semua revolusi mengatasnamakan pemberantasan kemiskinan tapi kemiskinan malah digunakan oleh para penguasa sebagai jangkar untuk mempertahankan kekuasaannya.

Kecuali jika orang miskin menjadi tuan atas takdirnya sendiri, kemanusiaan akan selalu tunduk pada kekuatan kepentingan pribadi apa pun yang mengatasnamakan ideologi, jenis pemerintahan yang di bawah semuanya; baik itu komunisme, sosialisme,
Republik sosialistik atau bentuk pemerintahan kapitalis.

Asal usul masalah terletak pada niat itikad buruk para penguasa. Ketika para penguasa hari ini memandang otoritas mereka sebagai tanggung jawab, era harapan baru akan terbit. Hingga saat itu, kemiskinan akan tetap menjadi musuh terbesar umat manusia di bumi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun