Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Demokrasi Punya Suara, Ia adalah Jazz, Sebuah Gaya Hidup

18 Oktober 2020   18:11 Diperbarui: 20 Oktober 2020   16:27 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : azquotes.com

Berisiko. Berbahaya. Mengerikan. Sebuah Cara untuk melanggar aturan.

Kita tidak sedang berbicara tentang gagal belajar untuk ujian akhir matematika atau tidak mematuhi orang tua. Kita berbicara tentang jenis musik yang disebut jazz.

Beberapa orang mengatakan bahwa jazz adalah satu-satunya bentuk seni sejati bagi toleransi dan keadilan.

Itu karena dimulai dari orang-orang yang mendambakan toleransi dan keadilan, ratusan tahun yang lalu, di ladang tempat orang kulit hitam bekerja sebagai budak dan mengarang lagu untuk menghabiskan waktu, untuk mengekspresikan diri mereka dan untuk mempertahankan budaya dan tradisi tanah air mereka di Afrika. Saat itu tidak disebut jazz, tetapi cara para budak bermain dan menyanyikan musik berbeda dan istimewa.

Musik orang kulit hitam Amerika kemudian disebut jazz di Selatan pada awal 1900-an; New Orleans, Louisiana, sering disebut sebagai tempat kelahiran musik jazz. Meskipun perbudakan telah berakhir pada tahun 1865, orang Afrika-Amerika masih tidak memiliki hak yang sama dengan orang kulit putih Amerika. Tapi jazz adalah musik yang bisa dinikmati orang kulit hitam dan kulit putih.

Jazz memiliki semua elemen yang dimiliki musik lain: Melodi yang menjadi nada lagu, bagian yang paling mungkin diingat; harmoni, permainan nada yang membuat melodi terdengar lebih penuh; Ritme, yang merupakan detak jantung dari sebuah lagu. 

Tapi yang membedakan jazz adalah hal keren yang disebut improvisasi, seperti musik yang mengada-ada, tapi ajaibnya indah. Tidak ada pemimpin band di depanmu. Kamu adalah pemain sekaligus pemimpin dalam lagu. Tidak ada diskusi panjang dengan rekan band. Seperti slogan kreativitas brand nike, you "just do it!". Terdengar beresiko dan berbahaya tapi kita jadi lebih bebas dan penuh penjiwaan.

Jazz juga tentang menjembatani perbedaan untuk bersatu demi tujuan bersama, membuat musik bersama.  Teknik yang mereka gunakan untuk menciptakan tujuan bersama dalam jazz adalah kebebasan, toleransi, dan kreatifitas dalam melakukan improvisasi. 

Sekarang, bagaimana improvisasi dimainkan di tempat dengan beragam perbedaan seperti Indonesia, ketika hal tak terduga terjadi dan kita tidak bisa membuka diri karena takut akan minusnya toleransi dari orang lain? 

Kita perlu terbuka untuk melakukan cara baru dalam berbagai hal dan bersama-sama menciptakan solusi. Bukankah benar dalam hidup, untuk memecahkan masalah di tempat kerja atau sekolah perlu berkolaborasi dengan rekan-rekan dan menemukan solusi untuk membantu kita mencapai tujuan bersama? Itu tidak akan tercapai ketika tidak ada toleransi.

Kebebasan seorang solois untuk melakukan improvisasi wajib direspon dan ditanggapi oleh ansambel, sehingga setiap pemain mendapat kebebasan dan percaya diri menorehkan kreativitas dari imajinasinya, tidak ada rasa takut. 

Hal yang sama dimainkan dalam proses politik kita, demokrasi, ketika kita memiliki sudut pandang yang berbeda dari milik seseorang atau kelompok, alih-alih mencoba untuk menenggelamkan opini sendiri, demokrasi harus memberikan keberanian pada warganya untuk mengeluarkan kreativitasnya dalam berpikir.

Jazz juga artinya membuka telinga untuk musisi lain. Tanpanya, harmoni tidak akan tercipta, malah akan terdengar fales. Seperti jazz yang kenyal dan lentur, politik berarti mendengarkan, terbuka terhadap sudut pandang lain dan membiarkan orang lain bersuara menginformasikan pemikirannya. Bukannya gas air mata, atau bahkan peluru, untuk membubarkan rontaan rakyat jelata. duh... jangan sampai lah ya. Ntar terdengar seperti...  'demokrasi fales'.

Demokrasi mungkin terlihat berisiko. Berbahaya. Mengerikan. Seperti sebuah cara untuk melanggar aturan. Tapi, kita manusia diberikan anugrah otak yang luar biasa kenyal dan lentur seperti jazz untuk berimprovisasi dengan segala bentuk situasi. Jadikanlah demokrasi sebagai gaya hidup setiap hari, bukannya 5 tahun sekali. 

Biarlah demokrasi berjalan sebagaimana hidup, dan asalah kelenturan untuk menghidupinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun