Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

14 Tips Belanja Online dengan Aman yang Sering Diabaikan

12 Mei 2020   17:14 Diperbarui: 12 Mei 2020   17:06 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belanja online dengan aman (jacksonstakeman.com)

Memiliki program keamanan yang tepat akan sangat membantu meningkatkan keamanan kita saat membeli barang secara online. Tetapi apa yang benar-benar akan membawa belanja online kita ke tingkat keamanan yang lebih tinggi adalah pemahaman yang baik tentang ancaman keamanan siber yang dikombinasikan dengan beberapa aturan masuk akal tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan secara online.

Berikut ini beberapa kiat keamanan belanja online yang relevan:

- Jangan mengklik tautan atau email mencurigakan;

- Laporkan situs apa pun yang tampak palsu, dan gunakan juga tombol "Tandai sebagai spam" (Report spam) untuk email yang mencurigakan;

Gambar tombol Report spam (Tangkapan layar google mail)
Gambar tombol Report spam (Tangkapan layar google mail)
- Jangan mengungkapkan informasi pribadi lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelian.

9. Jangan melakukan pembelian dari email spam atau phishing

 

Grafik jumlah email pishing yang dibuka dan diklik dalam 24 jam pertama dan persentase tautan yang diklik dalam email yang dibuka (2019 Data Breach Investigations Report, Verizon Communications)
Grafik jumlah email pishing yang dibuka dan diklik dalam 24 jam pertama dan persentase tautan yang diklik dalam email yang dibuka (2019 Data Breach Investigations Report, Verizon Communications)
email phising adalah email yang pengirimnya disamarkan sebagai orang atau organisasi yang berwenang sebagai tindakan untuk memperoleh informasi pribadi seperti User ID, kata sandi dan data-data sensitif lainnya.

Grafik di atas adalah grafik yang dikeluarkan oleh Verizon Communications, perusahaan internasional dalam bidang telekomunikasi yang berpusat di kota New York, Amerika Serikat, dalam sebuah laporan yang berjudul 2019 Data Breach Investigations Report (DBIR). Laporan tersebut dibuat berdasarkan data dari 41.686 insiden keamanan siber dan 2.013 pelanggaran data yang disediakan oleh 73 sumber data, baik pemerintah maupun swasta, mencakup 86 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Grafik tersebut menunjukkan jumlah orang yang membuka email phishing, lalu mengklik tautannya. Email phishing sangat dioptimalkan dengan baik oleh para penjahat siber. Mereka sering menikmati tingkat buka dan klik yang lebih tinggi daripada email yang sah dari bisnis tepercaya.

Email phishing dengan tawaran palsu untuk produk menggiurkan adalah hal yang sulit untuk ditolak bagi banyak pembeli, sehingga membuat keputusan impulsif dan akhirnya mengklik tombol "Pesan produk" atau "Beli sekarang", dan saat itulah pembeli jadi korban serangan malware.

Selanjutnya, sumber besar tingkat klik adalah tombol "Berhenti Berlangganan" (unsubscribe), yang sayangnya hanya merupakan langkah sia-sia dari korban sebab gawai sudah terlanjur terinfeksi malware.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun