Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tuhan Sudah Mati dalam "Ex Machina"

9 Mei 2020   02:23 Diperbarui: 11 Mei 2020   11:47 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Ex Machina (alchetron.com)

Secara keseluruhan Ex Machina merupakan sebuah film tentang pengujian AI, tapi seharusnya tidak mengejutkan bahwa Ex Machina merupakan sebuah film filosofis, yang dalam kaca mata saya bertema utama "Tuhan sudah mati."

Kematian Nathan, pencipta Ava di akhir cerita seperti menggambarkannya secara implisit.

God is dead (Tuhan sudah mati) adalah sebuah ungkapan kontroversial seorang filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche yang banyak dikutip oleh filsuf-filsuf setelahnya. Banyak karyanya menyinggung doktrin-doktrin agama, terutama kekristenan yang lebih populer saat itu.

Banyak sekali tafsiran atau pandangan terhadap ungkapan ini. Dalam pandangan saya tentang God is dead adalah bahwa untuk menjadi manusia super (superman) maka kita harus mengetahui secara jelas tentang apa yang menjadikan manusia, manusia, yang mencapai potensi tertingginya. 

Kita harus hidup di luar bayangannya "Allegory of the cave" Plato. Kita harus melepaskan diri dari jeratan rantai ilusi doktrin agamawi yang tidak sesuai realita.

Kita perlu berpikir layaknya seorang pencipta AI. Agar tercipta produk manusia yang lebih unggul - manusia yang mencapai potensi maksimalnya - maka kita perlu menggali bagaimana mekanisme berpikir manusia. Bagaimana hasrat, cinta, seks, dan emosi diprogram secara tepat di dalam otak. Debat dan penelitian tentang manusia harus dilakukan secara terbuka dan mengesampingkan tabu yang diciptakan ajaran agama.

Dengan pengetahuan ini, pencipta AI mampu menjadi manusia dengan potensi maksimal. Karena ia tahu bagaimana memperlakukan manusia secara tepat; ia tahu bagaimana menyejahterakan manusia; ia tahu bagaimana mengatasi kemiskinan, itu semua karena ia tahu bagaimana mekanisme berpikir manusia. 

Untuk itu ia harus mandiri dan berhenti memanjakan diri dengan harapan pertolongan dari atas sana, ia harus menjadi versi terbaik dari jenisnya. Ia harus berevolusi menjadi superman. Untuk itu ia harus berpikir bahwa "Tuhan sudah mati".

Ateis. Agnostik. Apapun pandangan terhadap gambaran di atas, saya rasa film ini cukup berharga untuk ditonton. Saya yakin setiap penonton mendapat interpretasi yang berbeda-beda selain "Tuhan sudah mati."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun