Mohon tunggu...
Dheandra Kusumah
Dheandra Kusumah Mohon Tunggu... -

Expresif and Friendly

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Armagedon" Pasca Aksi Unjuk Rasa

8 Desember 2016   15:05 Diperbarui: 8 Desember 2016   15:18 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pasca aksi unjuk rasa 4.11 maupun 2.12, bakal calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mulai memperbaiki sikapnya. Ia juga mulai tidak menanggapi semua isu yang dapat memancing kisruh jelang Pilkada DKI. Apalagi setelah terjadi polemik menyinggung surat Al Maidah 51, sepertinya Ahok mulai menyadari akan kekhilafannya.

Kita semua tahu unjuk rasa tersebut dipicu oleh pidatonya yang menjadi viral, membuat polemik yang sangat berkepanjangan, dengan cepat memunculkan isu-isu baru di tengah keberagaman bangsa agama dan budaya Indonesia. Polemik Surat Al Maidah ini menggiring masyarakat terhadap kecurigaan adanya kepentingan Pilkada DKI Jakarta, yang berpotensi memecah belah keutuhan umat beragama dan suku bangsa.

PERLUNYA ETIKA DALAM POLITIK

Dunia politik penuh dengan kepentingan-kepentingan yang terkadang mengesampingkan nilai-nilai etika dalam pelaksanaannya. Tidak jarang untuk memuluskan tujuan, orang menggunakan black campaign dan negative campaign yang berujung pada konflik sehingga menghancurkan esensi politik itu sendiri. Disini perlu adanya etika dam berpolitik, dengan memperhatikan etika dalam berpolitik, sehingga para aktor politik memiliki kendali dan menyadari apa batasan-batasan yang patut atau tidak patut untuk dilakukan ataupun diucapkan, kita semua tahu Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa , budaya dan agama.

Muslim sebagai kaum mayoritas dan benteng pertahanan Negara di Indonesia, harus bisa menyerap informasi mana yang baik dan mana yang buruk, serta menjaga situasi yang kondusif,  jangan memperkeruh keadaan, tidak juga mengambil kesempatan dalam kesempitan, masyarakat mayoritas harus toleransi terhadap kaum minoritas, serta menjaga keutuhan NKRI, dan mengawasi proses berjalannya demokrasi ini, agar tetap berjalan direl nya. Tidak ada hubungannya antara penistaan agama dengan pilkada srta jangan dibawa-bawa ke ranah politik. 

Situasi politik Indonesia sekarang ini seperti telur diujung tanduk, para pelaku politik merasa paling betul, si penguasa lupa dengan amanat yang di berikan rakyat nya, para pendemo memaki2 penguasa nya, dan yang akan lebih parah lagi bila revolusi yang di dengungkan oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq, didukung sepenuhnya oleh para aktor politik yang sebenarnya punya tujuan tertentu dan membentuk adanya kelompok kelompok dominan di masyarakat, bila ini terjadi , tinggal menunggu saja kehancurannya

 

TNI DAN POLRI TIDAK BERSATU, HARMAGEDON PASTI TERJADI

Dalam keadaan sentimen agama yang mempengaruhi atmosfir politik di Indonesia, TNI , Polri dan ormas-ormas keagamaan harus merapatkan barisan, elite politik stop untuk memanas manasi keadaan,  kita tidak mau Indonesia mengalami Harmagedon atau Armagedon, yang pada umumnya merujuk kepada akhir zaman atau bencana apokaliptik besar dan dahsyat,  dalam berbagai agama dan budaya juga suku bangsa, demo dimana mana, para pengusaha mengambil kekayaan alam dengan penuh kerakusan tanpa berfikir akan kerusakan alam, PHK dimana-mana rakyat menjerit.  Pemimpin bodoh berkuasa, Maka akan timbul Pemberontakan, para pemberontak jahat bengis berhati kejam, Undang undang negara tak lagi berlaku, hukum jalanan dan hukum rimba meraja lela. Ini tidak boleh terjadi, kita semua bertanggung jawab dengan keutuhan NKRI sebagai harga mati.

Mari sama-sama kita berpikiran dewasa menyerap dan menyebar informasi secara baik dan bijak, demi berjalannya proses demokrasi dan demi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun