Mohon tunggu...
Deananda Lourena
Deananda Lourena Mohon Tunggu... Lainnya - Like a Fomalhaut

Like a Fomalhaut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Teknologi Pangan Guna Mencukupi Masyarakat di Masa Pandemi

20 September 2021   17:37 Diperbarui: 26 September 2021   20:07 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat seluruh dunia telah terjangkit coronavirus 2019 (COVID-19), dimana COVID-19 merupakan pandemi kelima setelah flu 1918. Di Indonesia sendiri pandemi COVID-19 juga semakin merambah penjuru negeri, sampai akhrinya di cetuskanlan PPKM. Pemberlakuan PPKM di masa pandemi banyak menimbulkan pro dan kontra. Pemberlakuan PPKM dinilai sangat berpengaruh terhadap kegiatan dan perekonomian masyarakat. 

Satu bulan lebih PPKM telah diberlakukan dan selama itu juga banyak masyarakat yang kesulitan untuk pergi ke kota hanya sekedar untuk membeli kebutuhan pangan. Salah satu desa yang terdampak dengan adanya pandemi COVID19 ini adalah Desa Tulungrejo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan yang dilakukan yaitu berupa pelatihan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat mengenai Inovasi VERPESMI (Vertikultur dan Pestisida Alami) yang nantinya dapat diterapkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari (Aidah, 2020).

Pertanian memiliki arti luas dimana pertanian itu sendiri merupakan suatu kegiatan manusia yang diantaranya adalah bercocok tanam, peternakan, perikanan dan kehutanan. Pertaninan merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat Banyuwangi. Hal ini dikarenakan karena potensi wilayah Banyuwangi yang keadaan iklim sangat mendukung dan keadaan tanahnya juga subur. Potensi wilayah ini yang menyebabkan sebagian besar mata pencaharian masyarakat Banyuwangi sebagai petani (Gofar, dkk. 2021)

Di era milenial seperti ini masyarakat terutama daerah perkotaan sedikit mengalami kendala untuk melakukan kegiatan bertani. Kendala yang di maksud adalah karena kurangnya lahan yang dapat digunakan untuk bertani. Jika dulu bertani selalu diidentikan dengan menanam di lahan yang luas, maka sekarang sudah ada inovasi bertani di lahan yang sempit. Urban Farming merupakan kegiatan bercocok tanam di area padat penduduk yeng bertujuan untuk di konsumsi pribadi (Anisa, dkk. 2016).

Desa Tulungrejo merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Desa Tulungrejo menyandang predikat sebagai desa dengan dusun terbanyak di Kabupaten Banyuwangi, yaitu 11 dusun. Luas wilayah Desa Tulungrejo yaitu 5.613,25 Ha yang terdiri dari lahan pertanian 2.811 Ha, lahan perkebunan 4.104 Ha, lading 5 Ha, pemukiman 88 Ha, pemukiman 88 Ha dan makam 0,75 Ha. Melihat dari luasnya lahan dapat dilihat bahwa sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah petani baik perkebunan maupun pertanian. Kegiatan perekonomian di Desa Tulungrejo terbilang masih tradisional.

Sasaran yang dituju pada program inovasi teknologi ini adalah masyarakat desa terutama ibu rumah tangga. Kegiatan yang dilakukan yaitu berupa pelatihan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat mengenai Inovasi VERPESMI (Vertikultur dan Pestisida Alami) yang nantinya dapat diterapkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Program ini juga diharapkan dapat membantu meringankan kebutuhan pangan masyarakat dan dapat mengedukasi masyarakat mengenai inovasi teknologi pangan di masa pandemi COVID-19. Program ini juga dapat berguna bagi masyarakat untuk mengalihkan rasa bosan karena pandemi COVID-19.

Vertikultur merupakan budi daya tanaman secara vertikal dimana metode bertanamnya dilakukan dengan sistem bertingkat. Tujuan dari vertikultur sendiri adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal. Sistem bercocok tanam secara vertikultur merupakan sistem yang paling mudah, dikarenakan semua alat dan bahannya telah tersedia di sekitar kita. Vertikultur juga menjadi pilihan bercocok tanam masyarakat perkotaan, karena selain ramah lingkungan vertikultur juga dapat memperindah pekarangan rumah.  (Desiliyarni, 2021).

Pestisida alami atau nabati dipilih karena ramah lingkungan, dan mengingat jika penggunaan pestisida kimia semakin lama semakin mengkhawatirkan. Pestisida kimia dapat mencemari lahan karena hanya sekitar 20% saja bahan aktif yang sampai ke sasaran dan selebihnya lepas begitu saja. Pencemaran pestisida akan masuk ke dalam rantai makanan dan akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Hal tersebut terjadi karena banyak petani yang kurang mengindahkan dosis yang dianjurkan. Aplikasi pestisida kimia yang berlebihan akan mengakibatkan kegagalan dalam pengendalian serangan hama dan penyakit (Glio, dkk. 2017).

Permasalahan yang ingin diselesaikan dari program Inovasi VERPESMI (Vertikultur dan Pestisida Alami) adalah :

  • Kurangnya inovasi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkukan sekitar
  • Kurangnya minat masyarakat dalam kegiatan berkebun
  • Sifat masyarakat yang selalu mengandalkan hal-hal instan dan praktis.
  • Tujuan Program KKN BTV III Program Inovasi Teknologi / Informasi Guna Pencegahan Covid, antara lain :
  • Membantu mengatasi masalah pemenuhan pangan skala rumah tangga
  • Mengoptimalkan sumber daya yang ada di lingkungan
  • Membantu mengalihkan rasa bosan masyarakat akibat pandemi COVID-19

Metode yang digunakan dalam program kerja ini adalah

  • KKN BTV III Program Inovasi Teknologi/Informasi Guna Pencegahan Covid ini dilaksanakan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi yang dilakukan mulai tanggal 11 Agustus -- 09 September 2021 dengan sasaran utama adalah masyarakat Desa Tulungrejo terutama ibu rumah tangga. Kegiatan yang dilakukan meliputi survey sasaran, pelatihan secara langsung, evaluasi berupa testimoni sasaran, dokumentasi dan penyusunan laporan.
  • Dalam pelaksanaannya untuk mengetahui potensi dan permasalahan tersebut menggunanakan data survey dan dokumentasi :
  • Data survey
  • Diperoleh melalui pengamatan secara langsung berupa observasi dan wawancara dengan sasaran masyarakat desa Tulungrejo.
  • Dokumentasi
  • Diperoleh dengan cara memotret segala aktifitas yang dilakukan selama program KKN.
  • Mekanisme monitoring dan evaluasi program :
  • Melaksanakan koordinasi secara bertahap dengan pihak perangkat desa dan sasaran
  • Melakukan controlling dan pengecekan setiap seminggu sekali
  • Memastikan sasaran dapat memahami pelatihan yang telah diberikan

Berikut ini merupakan beberaapa tahapan program kegiatan KKN BTV III UNEJ dalam upaya untuk memberikan inovasi teknologi pangan guna mencukupi kebutuhan masyarakat Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun