Di samping berasuransi, sehari-harinya kawan saya selalu menyisihkan gaji untuk dana darurat. "Ga perlu besar, tapi rutin. Alokasiku sekitar 100-200 ribu, karena cuma mampu segitu. Tapi komitmen, disisihkan tiap bulan." Sarannya, seraya menghirup kopi.
Sengaja dia simpan di bank yang jauh dari rumahnya, tanpa fasilitas m-banking. "Biar susah diambil." Sambungnya terkekeh. Dana itu memang hanya digunakannya saat benar-benar sedang menghadapi kebutuhan mendesak.
"Mengelola keuangan juga mesti fokus. Bayangkan, rakyat Mesir yang sudah hidup sejahtera masa itu, diminta untuk berhemat. Bukan perkara mudah untuk fokus, apalagi selama 7 tahun." Ia menegaskan.
Penerapannya kini, adalah fokus untuk mengelola keuangan. Dimulai dari menetapkan prioritas kebutuhan hidup dan kewajiban keuangan, sesuai dengan penghasilan. "Terlebih di era sekarang, banyak kebisingan yang mengganggu fokus." Ungkapnya melanjutkan.
"Apa yang kamu maksud dengan kebisingan?" Tanyaku penasaran.
Dalam pandangannya ada dua jenis atau gangguan, dalam mengelola keuangan. Pertama, kebisingan saat ekonomi sedang bagus. Gadget terbaru dengan teknologi terkini, promosi investasi rumah dengan uang muka 0%, atau beragam diskon menggunakan kartu kredit termasuk kategori ini. Banyak godaan untuk berbelanja dan mengajukan pinjaman.
"Jangan tergoda uang muka properti 0% tanpa menghitung kemampuan kita." Ungkapnya. Saya kenal dia memang disiplin, terutama saat membeli kebutuhan yang bernilai besar atau saat mengajukan kredit. Saat berinvestasi pun dia teliti dan penuh perhitungan.Â
"Itu strategi marketing saja. BI justru mengatur agar rasio muka pinjaman dinaikkan saat ekonomi menanjak. Bahasa perbankan-nya menurunkan Loan To Value (LTV), yang bertujuan mengerem laju pertumbuhan pinjaman." Lanjutnya, menjelaskan bak seorang bankir.
Dalam mengatur pertumbuhan kredit, BI memang menerbitkan kebijakan yang bersifat countercyclical. Kebijakan makroprudensial BI mengerem laju pertumbuhan kredit ketika ekonomi sedang melaju. Sebaliknya ketika ekonomi macet, kebijakan makroprudensial BI menjadi pedal gas untuk mendorong pertumbuhan kredit.