Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ragam Reaksi Warganet di Medsos Atas Keputusan MK

28 Juni 2019   11:17 Diperbarui: 29 Juni 2019   01:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih tidak masuk akal lagi argumen ustad-ustad aktivis organisasi terlarang HTI. Argumen mereka adalah: kesalahan hakim bukti buruknya sistem demokrasi. Penulis tidak melihat sedikitpun kaitan antara sistem peradilan dengan demokrasi yang kacau.  

Sulit dimengerti bagaimana sistem khilafah yang mereka usung menyelesaikan persoalan hukum jika tidak didasarkan pada sistem peradilan yang berimbang sebagaimana yang kita saksikan di MK. Yang lebih sulit dimengerti, mereka merasa lebih pintar dan lebih mengerti hukum hanya karena menganggap sistem khilafah yang menjadi angan-angan itu lebih baik.  Meskipun tidak terlihat dan dijelaskan seperti apa lebih baiknya.

Kabar baiknya, sebagian besar masyarakat cenderung mendukung apa pun keputusan para hakim MK. Sebagian besar masyarakat sudah tidak banyak memperbincangkan politik terkait pilpres, larut kembali dalam rutinitas keseharian. Sebagian besar pendukun 02 pun mampu bersikap dewasa menanggapi keputusan itu. 

"Saya sih tetap dukung 02 mas. Kecewa juga sih, tapi mau gimana lagi?  Memang sudah kalah kok." Demikian tutur seorang kawan yang saat sebelum pemilu sangat vokal menyatakan dukungan kepada paslon 02.  

Mereka menyadari bahwa pilpres sudah usai. Sehingga tidak ada manfaatnya lagi memperdebatkan polemik pemilu. Karena ada banyak hal yang lebih penting untuk diurus daripada perdebatan yang tidak mungkin ada ujungnya kalau salah satu pihak tidak mau berbesar hati untuk mengakui realita.

Sebagai gantinya komentar-komentar lucu dan menggelitik pun menghiasi media sosial, lebih viral daripada tuduhan curang dan tidak adil hakim MK. Sebagian masyarakat menyadari bahwa membuat keputusan yang adil tidak mudah. Tapi lebih tidak mudah lagi memuaskan semua pihak atas sebuah keadilan keputusan. Toh kesembilan hakim MK sudah bersumpah atas nama Allah bahwa mereka melaksanakan amanah mereka dengan sebaik-baiknya berdasarkan peraturan yang berlaku.

Mereka berikhtiar sekuat tenaga, ijtihad dengan ilmu, waktu dan tenaga mereka untuk membuat keputusan yang adil, dan siap mempertanggungjawabkannya di hadapan Yang Maha Adil. Soal ada yang merasa tidak mendapatkan keadilan dengan keputusan itu, kembali kepada masing-masing pihak. Kalau ada yang merasa hakim tidak adil lalu ramai di medsos karena itu, apalagi memprovokasi berbuat tidak baik, saya kira jumlahnya sangat minim. Sangat sedikit dibandingkan mereka yang mau menerima.

Melihat kondisi dan reaksi masyarakat di media sosial mupun kenyataan saya optimis, sangat yakin, bahwa sidang MK sedikit banyaknya telah memberikan pendidikan hukum dan keadilan yang baik untuk masyarakat.  Pendidikan yang sangat mahal bahwa keadilan itu tidak sama dengan harus menjadi pemenang.  Semoga keyakinan saya benar adanya.

Bogor, 28 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun