Mohon tunggu...
dea merina
dea merina Mohon Tunggu... seorang pembelajar

seorang wanita yang tertarik fotografi, menulis, dan travelling. mengabadikan moment lewat foto, menjaga kewarasan lewat tulisan, dan memaknai hidup dengan jalan-jalan. bisa kunjungi di blog www.deamerina.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jembatan Penyelamat UMKM di Tengah Krisis Finansial

24 Maret 2025   19:22 Diperbarui: 24 Maret 2025   19:22 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
produk umkm berupa tas (Sumber: Canva)

Masyarakat Indonesia kebanyakan masih percaya kalau produk luar negeri alias import memiliki kualitas yang lebih baik daripada produk lokal. Makanya tidak heran kalau lama kelamaan banyak brand luar negeri yang menguasai pasar di Indoneisa. Tidak hanya brand aslinya, produk kwnya pun banyak bermunculan dari negara tetangga. 

Padahal, hal ini berdampak buruk pada perekonomian Indonesia. Tingginya daya beli brand luar, membuat produk lokal kalah bersaing. Apalagi umkm biasanya tidak memiliki modal yang kuat hingga banyak umkm yang pada akhirnya bangkrut. 

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini karena umkm menyerap banyak tenaga kerja, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB). 

Coba bayangkan, bagaimana jadinya kalau umkm bangkrut karena kalah bersaing dengan produk import? Tentunya hal ini akan berdampak pada banyaknya pengangguran di Indonesia karena tidak ada lapangan kerja. 

Sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, sayangnya umkm seringkali menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal keuangan yang menghambat pertumbuhan dan keberlanjutan usaha.

Tantangan keuangan yang sering dihadapi umkm:

1. Akses Terbatas ke Pembiayaan

Salah satu tantangan terbesar bagi umkm adalah kesulitan dalam mengakses modal dan pembiayaan. Banyak umkm kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan formal karena persyaratan yang rumit, kurangnya agunan, dan riwayat kredit yang terbatas. 

Hal ini menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan usaha, membeli peralatan baru, atau meningkatkan produksi.

2. Manajemen Keuangan yang Kurang Optimal

Banyak pelaku umkm yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang manajemen keuangan. Pencampuran keuangan pribadi dan bisnis, kurangnya pencatatan keuangan yang rapi, dan perencanaan keuangan yang buruk adalah masalah umum. 

Padahal kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengelola arus kas, menghitung laba rugi, hingga mengambil keputusan keuangan yang tepat.

3. Arus Kas yang Tidak Stabil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun