Momen mudik Lebaran, sebuah tradisi yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di Indonesia, sayangnya selalu diwarnai dengan kemacetan yang luar biasa. Bukan hanya di jalan raya utama yang sudah terkenal padat, bahkan jalan tol yang seharusnya bebas hambatan pun tak luput dari kemacetan. Gerbang Tol Cikampek Utama, Palimanan, Brebes Timur, dan titik-titik lainnya merupakan gambaran betapa parahnya situasi ini setiap tahunnya.
Kemacetan ini bukan hanya menjadi sumber stres bagi para pemudik yang harus berjam-jam terjebak di jalan, tetapi juga membawa dampak buruk bagi lingkungan. Â Bayangkan saja, jutaan kendaraan yang terjebak dalam kemacetan selama berjam-jam dengan mesin yang terus menyala. Asap knalpot yang dihasilkan bukan hanya mengotori udara, tetapi juga menyumbang emisi gas rumah kaca yang memperparah perubahan iklim.
Sayang sekali rasanya kalau kebahagiaan berkumpul dengan keluarga di kampung halaman harus dibayar dengan kerusakan lingkungan. Dan ternyata kita bisa memilih untuk menerapkan konsep mudik hijau untuk meminimalkan jejak karbon.
Mudik Tetap Nyaman Demi LingkunganÂ
Konsep Mudik Hijau membuat kita untuk melakukan perjalanan pulang kampung dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Harapannya ini bukan sekadar tren sesaat, tetapi sebuah gerakan untuk menjaga bumi kita tetap sehat. Bukan hanya tubuh kita saja yang bisa sakit, bumi pun juga bisa sakit.Â
Beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengurangi jejak karbon:
1. Alternatif TransportasiÂ
Menggunakan kendaraan pribadi memang memberikan kenyamanan dan keleluasaan saat bepergian. Namun, sayangnya pilihan ini dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Kamu bisa menggunakan alternatif transportasi umum untuk mudik, seperti kereta api atau bus.Â
Kereta api atau bus memiliki emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan kendaraan pribadi. Selain lebih ramah lingkungan, pilihan ini juga dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan karena dapat merasakan mudik bersama dengan banyak orang. Terlebih kalau kamu mudik seorang diri.Â
Selain menggunakan transportasi umum, kamu juga bisa mengajak keluarga atau teman yang memiliki tujuan kota yang sama untuk berbagi kendaraan. Tidak hanya memiliki teman perjalanan, kamu juga bisa menghemat biaya mudik dengan sharing biaya bensin.Â
2. Menghemat EnergiÂ
Penggunaan energi terutama listrik, juga berkontribusi pada jejak karbon. Saat ini masih banyak pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi.Â
Oleh karena itu, penting untuk menghemat penggunaan listrik di rumah saat mudik. Tidak hanya pilihan kendaraan, mudik hijau juga dapat dilakukan dengan memastikan rumah yang ditinggal tidak membuang-buang energi.Â