Mohon tunggu...
Dea FiraLayyinul
Dea FiraLayyinul Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jurusan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Identifikasi Boraks dan Formalin pada Makanan dengan Indikator Alami

26 Januari 2022   17:32 Diperbarui: 26 Januari 2022   17:40 4390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Berdasarkan informasi pada Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia (pom.go.id), sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. 

Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. selain formalin, boraks juga salah satu senyawa kimia yang sering disalah gunakan. 

Penyalah gunaaan Boraks pada pangan antara lain sebagai pengenyal pada pangan seperti bakso, mie, kerupuk dan empek-empek. Bahaya boraks bagi kesehatan bisa menyebabkan gangguan susunan saraf pusat, fungsi ginjal dan hati. 

Hal ini menyadarkan mahasiswa KKM-DR 2021-2022 bernama Dea Fira Layyinul M untuk membuat edukasi pada masyarakat mengenai bagaimana cara melakukan uji boraks dan formalin pada makanan secara sederhana. Bertempat di Desa Ampelsari, Kecamatan Pasrepan, mahasiswi ini mencoba memberi edukasi mengenai uji sederhana ini pada masyarakat. 

Telah banyak jurnal ilmiah yang mengunggah mengenai uji sederhana ini, namun tidak banyak masyarakat yang mengetahui mengenai hal ini. Uji boraks dan formalin dilakukan menggunakan indikator alami berupa kunyit dan bunga berwarna ungu yang tentunya mudah ditemukan di rumah. 

"Tahapan yang perlu di lakukan juga cukup mudah. Pertama pastikan alat dan tempat untuk melakukan uji boraks dan formalin steril dan bersih. Selanjutnya makanan sampel yang di uji hingga dihaluskan hingga  benar-benar halus. Letakkan setiap makanan sampel yang akan di uji pada tempat yang berbeda. Kunyit dan bunga dihaluskan untuk mendapatkan ekstraknya. Ekstrak kunyit dan bunga berperan sebagai indikator alami. Tetesi makanan sampel yang telah disiapkan menggunakan indikator alami yang telah dibuat," kata Dea.

Boraks memiliki pH sekitar 9-11 sedangkan formalin memiliki pH sekitar 5-6. Ekstrak kunyit mengandung zat yang disebut kurkumin dimana jika makanan yang mengandung boraks ditetesi ekstrak kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi coklat kemerahan. Makanan yang tidak mengandung boraks akan berwarna kuning terang yang berasak dari indikator alami kunyit.

Sedangkan bunga berwarna ungu mengandung pigmen antosianin, dimana zat antosianin ini cukup peka terhadap berbagai pH sama halnya dengan kunyit. Zat antosianin akan berwarna coklat-kemerahan ketika berada pada pH 5-6 dan berwarna hijau jika berada pada pH 9-11. Artinya, makanan yang mengandung formalin jika di uji dengan bunga berwarna ungu akan menghasilkan warna coklat-kemerahan dan hijau untuk makanan yang mengandung boraks. 

Hasil dari uji ini tidak bisa dikatakan akurat seratus persen karena hanya berupa uji kualitatif. Tentunya perlu tinjauan ulang dan tes di laboratorium untuk memastikan bahwa suatu makanan benar-benar mengandung formalin atau boraks. Namun mahasiswa KKM-DR berharap uji sederhana ini dapat memberikan edukasi untuk masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang dijual di pasaran. Makanan yang mengandung zat kimia berbahaya tentu dapat mengancam kesehatan tubuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun