Mohon tunggu...
Dea AmandaPutri
Dea AmandaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Arkeologi Universitas Jambi

Sedang berkuliah di Jurusan S1 Arkeologi Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemukiman Kuno di Pesisir Sungai Batanghari pada Masa Kesultanan Jambi

24 Desember 2022   10:29 Diperbarui: 24 Desember 2022   17:56 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: 2022 DRADIO 104,3 FM JAMBI)

Sungai Batanghari termasuk sungai yang panjang dan lebar di nusantara, sungai yang memiliki panjang 800 kilometer dan berhulu di Bukit Barisan itu mempunyai peran yang sangat sentral dalam jalur perdagangan di Jambi, selain itu sungai ini juga bercabang dan beranak, anak-anak dari sungai Batanghari meliputi sungai Temmbesi, sungai Merangin,sungai Limun Batang Asai dan sungai Tabir, sungai Tebo sungai Bungo dan Jujuhan. 

Dahulunya Pada zaman kerajaan dan Kesultanan, desa hanya berada pada bagian hulu saja. Di antaranya bernama Merlung, Pelabuhan Dagang, Lubuk Kambing, Taman Raja dan banyak lagi yang lain terhimpun dalam satu kesatuan daerah hukum adat yang disebut marga, seperti marga Batin dan Kepenghuluan. Satu-satunya infastruktur yang ada adalah sungai semata, sebab itulah nenek moyang di daerah ini pada waktu itu membangun kampung halamanya membuat huma (rumah) dan ladang, tepatnya didataran rendah sepanjang tepi sungai.

(Sumber: 2022 DRADIO 104,3 FM JAMBI)
(Sumber: 2022 DRADIO 104,3 FM JAMBI)

Wilayah Kota Jambi yang di belah oleh sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatra telah menjadi bagian penting dalam aktivitas dagang. Singkatnya setelah penaklukan  pemerintah Belanda kepada Kesultanan Jambi, administrasinya mulai berjalan (1916), dan penguasa daerah Belanda menerima bagi siapa saja yangingin pindah ke wilayah pantai Jambi atau Tungkal ini untuk bertani, Maka berdatanganlah beberapa masyarakat dari Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan satu suku yang disebut Melayu timur. Pada masa itu pusat keramaian tumbuh di tandai dengan adanya pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pusat transaksi perdagangan berbagai komoditi di Jambi.

 

Sisa pusat pemerintah Hindia-Belanda ini masih bisa ditemui, seperti Residen Jambi, yang kini menjadi markas Ditpolair Polda Jambi. Sejak lama Jambi dikenal sebagai sentra penting penghasil lada. Bahkan lada sudah menjadi salah satu komoditas unggulan dari Pulau Sumatera yang dikirim hingga ke Eropa dan Timur Tengah.  Lada jambi adalah salah satu varian lada di Sumatera. Varian lainnya adalah lada manna dan lada khawur. Penamaan varian lada disesuaikan dengan asal daerah penghasilnya atau cara penanamannya seperti lada sulur dan lada anggur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun