Mohon tunggu...
Dea WS
Dea WS Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi Pendidikan-Universitas Jambi. Mahasiswa Pejuang Nilai Dosen Yang Memiliki Semangat 45 :)

Manjadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesetaraan Gender yang Masih Membingungkan

20 April 2022   23:02 Diperbarui: 20 April 2022   23:10 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendidikan merupakan sarana untuk menciptakan sebuah suasana belajar dan proses suatu pembelajaran agar murid-murid didiknya lebih aktif dalam mengembangkan sebuah potensi diri untuk menciptakan sebuah keterampilan, spritual, dan pengendalian pada dirinya sendiri. 

Kesetaraan dalam sebuah gender di dalam pendidikan didukung dari sebuah perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang pada zaman sekarang, terkadang peran gender terjadi dalam sebuah akses di suatu lembaga pendidikan yang menyebabkan rendahnya gender perempuan dalam partisipasinya di dunia pendidikan. 

Mengapa anak laki-laki perbedaan dalam mengembangkan sebuah kemampuannya terutama di bidang pendidikan? Di Indonesia masalah tentang kesetaraan gender di dunia pendidikan Tidak ada, ada semua anak laki-laki dan perempuan sama dalam menempuh pendidikan. 

Berbicara tentang kodrat seorang perempuan, perempuan akan menjadi sebuah sekolah pertama bagi anak-anaknya dan dalam sebuah pendidikan juga perempuan dapat berkontribusi di kalangan masyarakat. 

Dalam laman situs Kemendikbud mengatakan, sebuah keterampilan yang dimiliki oleh perempuan akan menjadi batu loncatan untuk mengangkat derajat di keluarganya baik dalam segi ekonomi maupun dalam segi sosial. 

Akan hal itu pada zaman sekarang, gender bukan lagi masalah bagi pendidikan. Kaum perempuan dalam memiliki sebuah pendidikan adalah hal yang paling utama untuk menjalankan hidupnya, karena merupakan sebuah pondasi dalam menggapai hidup yang lebih baik.

Menurut teori dari sosiologi " teori gender" yang mempelopori sebuah kaum feminis dijelaskannya bahwa perempuan sebagai proletar di mana kaum perempuan dianggap rendah oleh kaum laki-laki, padahal semua janda itu berhak mendapatkan hal yang sama salah satu contohnya dalam hal pendidikan. 

Perempuan juga layak mendapatkan pendidikan yang sama tingginya seperti laki-laki, untuk itu pemerintah Indonesia sekarang menerapkan sebuah kemajuan yang semakin lebih baik lagi dari sebelumnya dan dari tahun ke tahun membuat semua kalangan gender memiliki pendidikan yang layak.

Berbicara tentang pengalaman teman saya yang waktu SMA. Dia ditanyakan oleh guru saya, kamu selepas tamat dari SMA ini mau lanjut studi ke mana? Dia pun menjawab memilih untuk terjun ke dunia pekerjaan, padahal secara prestasi di bidang akademik dia merupakan salah satu anak yang cukup baik, dan memiliki peringkat 3 besar di sekolah SMA saya. 

Saya pun terkejut dengan alasannya yang diberikan nya, dia mengatakan bahwa, percuma sekolah tinggi-tinggi tetapi ujung-ujungnya di dapur. Hal yang membuat buang-buang waktu, dan menghamburkan uang untuk hal yang yang belum tentu terjamin di masa depan. Setelah saya mendengar alasan dari teman saya, saya pun juga berpikir. 

Orang pintar yang di akademik belum tentu membicarakan masa depannya, yang mana dia hanya memikirkan bahwa besok harus gimana dan besok harus makan apa. Padahal kan pendidikan itu penting walaupun kita udah masuk ke dunia dewasa ataupun mempunyai keluarga sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun