Mohon tunggu...
Deanisa Rahmani
Deanisa Rahmani Mohon Tunggu... lainnya -

Pemimpi kecil :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

OSPEK = Ajang Balas Dendam Senior?

28 Agustus 2013   14:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:41 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masa orientasi bagi mahasiswa baru atau yang lebih dikenal dengan istilah Ospek membuat segelintir mahasiswa baru langsung tertuju pada tindak kekerasan. Berbagai media memberitakan terkait Ospek sebagai sesuatu yang menakutkan, dan menjadi ajang ‘balas dendam’ senior pada juniornya. Tak ayal, saya pun dulu sempat ngeri dan takut untuk menjalani masa orientasi tersebut.

Sebelum saya mengikutinya, saya terlebih dahulu bertanya pada orang tua saya bagaimana mereka sewaktu di ospek dulu. Mereka bilang, apa yang media beritakan tentang tindak kekerasan saat masa orientasi memang terjadi. Banyak senior yang menjadikan masa perkenalan kampus ini sebagai ajang balas dendam. Orang tua saya pun mewanti-wanti jika ada senior yang berbuat seperti itu terhadap saya, saya harus melawannya.  Jika saya takut, saya harus melapor pada pihak yang lebih berwenang. Hehehehe..

Bukan salah orang tua saya yang menceritakan pengalaman Ospek mereka sebagai sesuatu yang mencerminkan senioritas, karena mungkin, pada zaman mereka, senioritas memang sedang menajdi trend.

Ketika hari H tiba, saya lebih nervous dari yang saya perkirakan. Saya benar-benar mempersiapkan segalanya dengan baik sampai berkali-kali mengecek perlengkapan yang harus dibawa berulang-ulang. Tapi ketika saya masuk ke gedung Graha Widya Wisuda, dan bapak Rektor membuka secara resmi acara Masa Orientasi ini yang di kampus saya di sebut dengan MPKMB IPB (Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru Institut Pertanian Bogor) membuat saya membuang jauh-jauh apa yang sudah saya takutkan.

Saya duduk di ruangan ber-AC, dan mendengarkan pembicara. Tidak ada tindak kekerasan sedikit pun. Kami sama sekali tidak ada yang di pukuli, atau mengalami memar-memar dikarenakan para senior melakukan tindak kekerasan. Sebaliknya, saya mendapat banyak sekali ilmu, dan pencerahan  tentang kampus saya sendiri. Para senior mempersiapkan acara ini dengan sangat baik. mereka mengundang pembicara-pembicara inspiratif, seperti para entrepreneur muda alumni IPB, para mahasiswa berprestasi IPB. Hal itu membuat saya secara pertama kali menemukan semangat bahwa saya akan menjadi salah satu dari mereka di kemudian hari. Membuat saya bersemangat untuk menjadi agen of change yang akan mengubah Indonesia ke arah yang lebih baik. Masa perkenalan tersebut berlangsung selama tiga hari, dan selama tiga hari itu tokoh-tokoh inspiratif yang menjadi pembicara silih berganti berbagi kiat-kiat suksesnya. Acara masa perkenalan kampus angkatan saya ditutup dengan memecahkan rekor MURI. Lebih dari 3000 mahasiswa makan beras analog hasil inovasi mahasiswa IPB.

Saat menjadi mahasiswa baru IPB, saya tidak langsung mempelajari mata kuliah di jurusan saya. Tapi saya diberi pendalaman tentang mata kuliah dasar seperti Landasan Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, dll. Hal tersebut berlangsung selama dua semester. Barulah di semester dua saya diberi jadwal dua mata kuliah sebagai dasar untuk mendalami mata kuliah saya di jurusan, seprti Dasar Komunikasi dan Berfikir Menulis Ilmiah.

Sekarang, saya memasuki jenjang semester tiga. Itu artinya, saya sudah harus benar-benar mendalami bidang kelimuan di jurusan saya. Untuk itu ada Masa perkenalan kedua. Istilah mudahnya adalah Ospek kedua. Mendengar kata Ospek lagi di semester tiga membuat pikiran tentang tindak kekerasan saat Ospek datang lagi. Hehehe saya berpikir ini adalah Ospek yang sebenarnya. -_-

Beberapa hari yang lalu saya mengikuti Ospek kedua tersebut. Saya tidak sekhawatir seperti sebelumnya. Mengingat pengalaman Ospek pertama yang sangat mengasyikan dan edukatif. Dugaan saya benar! Dan di Ospek kedua, saya lebih memperdalam tentang jurusan saya. Siapa para dosen, bagaimana para senior belajar, apa yang akan saya pelajari, dan kedepannya bidang keilmuan saya akan bermanfaat di bidang apa. Semua dikupas secara mendalam saat Ospek kedua. Karena bidang keilmuan saya bergerak di community development and communication, panitia mengundang bapak Jalal selaku Direktur Eksekutif A+ CSR Indonesia untuk berbagi ilmu dan berdiskusi tentang CSR. Juga ada kru dari GreenTV serta bicaradesa.com yang memberikan masukan-masukan positif untuk bidang keilmuan saya kedepannya. Tidak lupa, bapak dekan saya yaitu Dr. Arif Satria yang memberikan #tipsaktivis agar selama kami kuliah, tidak melulu soal belajar dan belajar, tapi mengikuti segudang organisasi untuk mengasah soft skill. Juga pembicara-pembicara lainnya yang memberikan wawasan serta motivasi baru kepada saya khususnya untuk menjalani semester tiga dengan lebih bijak.

Saya memposting tulisan ini bukan maksud apa-apa. hanya sekedar berbagi. Bahwa seharusnya, Ospek atau masa perkenalan kampus bukanlah ajang untuk para senior balas dendam, dan memperlakukan para junior dengan sewenang-wenang. Saya hanya berbagi tentang masa perkenalan kampus, di kampus saya. Semoga bisa menjadi contoh kampus-kampus lain agar meniadakan kekerasan dalam Masa Perkenalan Kampusnya.

Terimakasih sudah membaca :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun