Mohon tunggu...
djarot tri wardhono
djarot tri wardhono Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis apa saja, berbagi dan ikut perbaiki negeri

Bercita dapat memberi tambahan warna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lamun Ijen - Banyu Langit

2 Juli 2020   11:20 Diperbarui: 2 Juli 2020   11:22 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*** 

Ademe gunung merapi purba/ Melu krungu swaramu ngomongke opo/ Ademe gunung merapi purba/ Sing neng langgran Wonosari Yogjokarto

 “ke Ijen, yuk”, tiba-tiba kamu memecahkan keheningan, “blue fire yang ingin kulihat”. Keputusan yang tak kunyana. Di tengah gerimis, dan di ujung pelabuhan. Kukira kamu akan memutuskan menyeberang. Gilimanuk hanya 45menit perjalanan ke seberang sana. Dan kita telah berdiri di pinggir pelabuhan. Pilihan yang tak kuduga, di saat kita sudah di pinggir pantai sejak malam. Kubayangkan kawah berwarna hijau-kebiruan terbentang luas di hadapanku. Asap putih menyembul dari permukaannya. Bau belerang yang menusuk, akan kubau. Bayangan perjalanan terjal ke gunung itu.

“Masih ada waktu”, kataku, “kita bisa santai di sini siang ini”. Tujuan kita ke Paltuding, letak Kawah Ijen. Dari beberapa orang yang kutanya, memang perjalan dimulai malam. “Kita berangkat malam”, aku timpali, “jam sebelas malam”. Angin malam, angin gunung, kuperkirakan akan menemani malam kita.

 Ademe gunung merapi purba/ Melu krungu swaramu ngomongke opo/ Ademe gunung merapi purba. 

 Suara dering telepon, membuyarkan lamunku. Dering itu untuk kamu, dan kamu angkat telepon.

 “Aku harus kembali, dengan pesawat hari ini”.

 “Antar ake ke blimbingsari”, pintamu, “aku cari tiket pulang”.

Aku tak tau kenapa tiba-tiba kau ingin pulang.

“Aku antar”, jawabku lemas, tanpa banyak tanya apa alasanmu. Akhirnya kita bergegas ke bandara. Ternyata masuk daftar tunggu untuk keberangkatan hari ini.

 “Kita tunda sehari, lusa aku kembali ke blambangan”, janjimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun