Mohon tunggu...
djarot tri wardhono
djarot tri wardhono Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis apa saja, berbagi dan ikut perbaiki negeri

Bercita dapat memberi tambahan warna

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Menjadikan Kuala Tanjung sebagai Hub Internasional

11 September 2019   02:10 Diperbarui: 11 September 2019   02:18 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan pelabuhan laut yang terletak di Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pembangunan pelabuhan ini dimulai sejak 27 Januari 2015 dan diharapkan menjadi pelabuhan hub internasional terbesar di Indonesia Bagian Barat, dengan harapan dapat menampung 60 juta TEUs per tahun. 

Saat ini, pelabuhan ini dikelola oleh Pelindo I yang akan bekerjasama dengan Port of Rotterdam, yang saat ini mengelola Pelabuhan di Belanda dan operator Dubai DP World. 

Pelabuhan ini sangan strategis karena terletak di selat Malaka yang merupakan alur internasional yang sibuk. Selain dibangun pelabuhan tentunya Pemerintah juga membangun Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke sebagai Kawasan industri dan hinterland Kuala Tanjung yang dalam proses tersambung dengan jalur kereta api.
 
Pelabuhan ini telah beroperasi mulai awal tahun 2019, dan selama beroperasi hingga bulan Juli memang tidak banyak kapal yang berkunjung, jumlah kapal tidak lebih dari 25 kapal. Data hingga Juni 2019, pendapatan jasa labuh sebagai pendapatan bukan pajak sebesar Rp. 25 juta, pendapatan yang cukup kecil untuk pelabuhan sebesar ini. Mengapa bias terjadi.
 
Saat ini, pergerakan barang ke pelabuhan di Sumatera Utara masih didominasi oleh aktivitas Pelabuhan Belawan. Sebagai gambaran di tahun 2018, Terminal Petikemas Domestik Belawan mendapatkan kunjungan kapal sebanyak 330 call dengan 503.951 TEUs yang meningkat dari tahun 2017 dari 476.112 TEUs dengan 351 call. Perbedaan produktivitas yang sangat significant.
 
Oke, apakah tidak ada barang yang datang ataupun barang yang bisa diangkut dari Kuala Tanjung?

 Bisnis Pelabuhan merupakan bisnis jangka panjang, memerlukan persiapan yang matang, baik dari sisi perencanaan, hinterland, dan model pelabuhan yang akan dikembangkan. 

Dilihat dari sisi pergerakan barang, misal Tanjung Priok -- Belawan, terdapat ketimpangan arus barang, perbandingan kapal dari Priok menuju Belawan mengangkut barang adalah lebih kurang 70% : 30%. 

Perlu dilakukan langkah-langkah terkontrol dan terukur beberapa tahun kedepan (lebih kurang 10-15 tahun) untuk menjadikan hub internasional dengan harapan pergerakan barang sebagaimana diilustrasikan antara Priok-Belawan menjadi berimbang. 

Barang-barang impor yang masuk dari sisi barat Indonesia, berhenti di Perlabuhan Kuala Tanjung, dengan demikian pergerakan kapal nasional bias meningkatkan porsi 30% dengan mengangkut barang impor ke wilayah timur.  
 
Jika memang pelabuhan ini akan dijadikan hub internasional terbesar disisi barat Indonesia yang bahkan melebihi Tanjung Priok memang harus dilakukan beberapa langkah. 

Sistem Logistik Nasional sudah jelas mengamanahkan wilayah depan (yang berbatasan dengan negara lain atau berbatasan dengan perairan internasional) dan inter Island transportation (kegiatan ekonomi di perairan domestik), dengan demikian posisi Kuala Tanjung sebagai hub memiliki lokasi strategis, wilayah depan karena berdekatan dengan perbatasan Malaysia dan Singapura. Kemudian bagaimana dengan pengembangan Pelabuhan Kali Baru dan Patimban. 

Pelabuhan-pelabuhan ini tetap melayani  sebagai inter island transportation dengan pelayanan pelabuhan yang sangat efektif dan efisien. Pelabuhan Patimban sebagai car terminal dilayani dengan sangat baik bahkan mobil yang akan dikiri terbebas dari debu.  
 
Proses ini tentunya tak mudah, memerlukan ketekunan dan konsistensi. Tentunya juga bukan bukan hanya Kemenhub yang mengawal supaya pelabuhan ini menjadi ramai, misalnya salah satunya dengan memberikan diskon atau bahkan menggratiskan jasa labuh. 

Esensi permasalahannya bukan di pelayanan pelabuhan beserta tarif yang dibebankan, namun memang belum adanya barang yang masuk dan keluar di Kuala Tanjung. 

Perusahaan Pelayanan akan dengan sendirinya berlabuh ke suatu pelabuhan apabila ada barang yang dikirim dan diambil yang tentunya menutup biaya produksi perjalanan kapalnya. 

Selain itu juga, peran stakeholder lain seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Desa yang mengembangan UKM serta parapihak lainnya perlu dikedepankan untuk menumbuhkan pergerakan barang melalui jalur perdagangan, industry baik skala besar, menengah maupun kecil. Dan semuanya harus ada dirigen yang mengatur orchestra ini sehingga harmoni, terukur dan konsisten

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun