Mohon tunggu...
Day Riyadhi
Day Riyadhi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asap di Hari yang Fitri

19 Juni 2018   22:59 Diperbarui: 19 Juni 2018   23:21 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

. . .

Sore itu, bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1439 H, Sandi bergegas untuk menjemput Yuli sang kekasih di Bintaro. Rencananya, mereka akan ke sebuah mall, seperti muda mudi pada umumnya. Sandi sengaja memilih waktu sore, setelah pagi hingga siang bermaaf-maafan dengan sanak saudara dan tetangga.

Dengan setelan necis, koko cokelat muda dan celana chino, Sandi memastikan penampilan apiknya di depan cermin, parfum pun disemprotkan pada sebagian tubuhnya. Sore itu, sempurna sudah penampilan Sandi. Sebelum berangkat, Sandi mencium punggung tangan orangtuanya serta berpamitan untuk menjemput Yuli di Bintaro. Sedikit pesan disampaikan oleh Ibunya, "Hati-hati dijalan ya," ujar Ibunya penuh perhatian.

Dengan menggunakan mobil bernomor polisi B 444 MEZ, Sandi melesat menuju kediaman Yuli di Bintaro. Jarak tempuh Pamulang -- Bintaro sekitar kurang lebih satu sampai satu setengah jam. Cukup untuk sebatang dua batang rokok. Ia mengambil bungkus rokok berwarna putih dengan logo D tersebut. Diambilnya sebatang dan dibakarnya. Tak terasa, sudah dua batang dihisap dan sampai dirumah Yuli. Klakson pun dibunyikan sebagai tanda dirinya sudah didepan rumah Yuli. Namun, ada satu hal yang terlupa. Sandi lupa menyemprot mobil dengan pewangi. "duh, bawel nih pas naik mobil," pikir Sandi. Maklum, Yuli kuliah di jurusan kesehatan salah satu universitas swasta di Jakarta. Sehingga peka terhadap bau asap rokok. Sandi sudah sering mendapat ocehan Yuli akan hal itu.

Yuli naik ke mobil, duduk didepan samping Sandi. Mobil tancap gas menuju mall yang dituju. Dalam perjalanan yang diiringi musik Morena, dalam hati Sandi bertanya. "kok, tumben gak ngoceh dia," Ucap di dalam hati. Sandi teringat ucapan sahabatnya, Ervanto, bahwa Dunhill Mild Ultra merupakan rokok dengan asap yang tidak bau. "Bener juga nih Ervanto, bau asapnya gak nempel," Pikir Sandi mengenang percakapan dengan sahabatnya. "Ah, gue ganti rokok jadi Dunhill Mild Ultra aja deh, lebih aman dari bau asap," Ujarnya, yang akhirnya memutuskan untuk berganti rokok.

. . .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun