Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Dosen - @dayrifanto | Menulis, membaca dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat. Fasilitator, penulis dan penggerak literasi. Mengelola inisiatif literasi, pengembangan kapasitas diri dan perpustakaan anak. Surel dayurifanto@gmail.com | linktr.ee/dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sepak Bola dan Manfaat Bercerita Serta Bermain pada Anak

21 Desember 2021   08:38 Diperbarui: 21 Desember 2021   08:44 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dayu Rifanto

Sepak Bola dan Manfaat Bercerita juga Bermain Pada Anak

Saat sedang berkendara, saya mendengar sebuah iklan layanan masyarakat yang menarik. Sebenarnya iklannya semacam kampanye bahaya Covid-19, tetapi menggunakan perumpamaan yang membuat saya segera memutar volume suara lebih keras, dan mendengarkannya secara seksama. "Memangnya perempuan, tak boleh bertanya tentang sepak bola?" tanya saya dalam hati.

Iklan tersebut menggunakan analogi seorang anak yang bertanya sesuatu ke ibunya. Sang ibu pun menjawab terlebih dulu dengan sebuah celutukan "aduh." Dan ketika meneruskan pertanyaannya kepada sang Ayah, di bagian akhir iklan, segera direspon dengan pernyataan mengapa anak perempuan bertanya-tanya tentang sepak bola.

Hal ini menggelitik karena dua hal, seperti yang kita tahu bahwa sepak bola merupakan sebuah olah raga yang dapat digeluti oleh lelaki maupun perempuan. Bisa dilihat dengan adanya piala dunia sepak bola baik untuk pria maupun wanita. Sehingga sudah seharusnya ia tak menjadi urusan golongan (gender) tertentu saja.

Sedang pertanyaan yang dijawab dengan 'aduh,' segera mengingatkan saya betapa pentingnya merespon sebuah pertanyaan dari anak dengan berempati. Sebab, sebaliknya, kita tentu tak suka jika bertanya pada orang lain dan direspon dengan ungkapan mengaduh, bukan?

Dalam proses ini, keterampilan mendengarkan menjadi penting. Atau lebih tepatnya kemampuan mendengar secara aktif. Kita tahu kualitas hubungan antara orang tua dan anak dapat terbangun dengan komunikasi yang baik, dan mendengarkan secara aktif menjadi salah satu fondasinya.

Terlebih lagi, jika kita lihat dari fungsi komunikasi yang bisa berarti menginformasikan, menghibur, mempengaruhi sekaligus mendidik. Persis, dalam relasi tersebut, akan baik sekali jika ia menjadi sebuah komunikasi yang mendidik.

Itu sebabnya, membangun komunikasi antara orang tua dan anak menjadi hal yang sangat penting. Orang tua yang mendongengkan atau rutin bercerita pada anak akan bisa membantu meningkatkan kedekatan pada anak, sekaligus melatih banyak hal lainnya.

Apa saja hal tersebut? Mendengarkan dongeng dan bermain bersama anak, juga dapat menjadi pintu masuk mendekatkan diri pada anak, sehingga kemudian empati akan terbangun. Tapi tidak hanya itu saja, kita tahu bahwa dongeng memiliki banyak manfaat lainnya. Setiap kita mendengar dongeng, pasti kita membayangkan sesuatu, mengimajinasikan sesuatu. Sehingga bercerita biasanya akan diikuti dengan bermain.

Saya ingat, seperti saat bercerita bersama Kinanti, anak saya. Cerita itu akan berlanjut dengan  apapun yang ada di sekitar kami dapat kami gunakan sebagai alat bantu memvisualisasikan ceritanya. Sehingga membuat cerita itu menjadi lebih hidup.

Ini berarti anak dan orang dewasa akan selalu mencoba memvisualisasikan, membayangkan apa yang didengarkan atau diceritakan. Ketika mendengar cerita, imajinasi kita akan bermain dan membayangkan seolah kita ditantang membayangkan kompleksitas visualisasi dalam otak kita masing-masing. Kelenturan berpikir kita sangat dilatih dalam permainan, dan ini menjadikan bermain hal yang penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun