Ada yang mengatakan kita sangat durhaka jika membiarkan orangtua kita yang lansia diurus oleh robot. Namun ada juga yang sangat antusias dan mendukung rencana penerapan robot ini sebagai pengasuh atau sekedar teman para lansia di masa mendatang.Â
Sebuah studi di Amerika mengungkap bahwa ada 44% orang Amerika yang antusias dan 47% mengungkapkan kekhawatiran. 59% orang Amerika mengatakan bahwa mereka tidak akan tertarik memiliki robot pengasuh untuk diri mereka sendiri atau anggota keluarga, sedangkan 41% lainnya mengatakan mereka akan mempertimbangkan opsi tersebut.Â
Faktanya bahwa tidak semua lansia itu mempunyai keturunan. Ada lansia yang menikah namun tidak punya anak. Lalu ada juga yang tidak menikah hingga lanjut usia.Â
Adapula yang ketika lanjut usia mengalami sakit atau disabilitas. Mereka yang seperti ini sangat mungkin mengalami kesepian dan merasa terlupakan dari dunia sekitar. Dan bisa saja ada diantara kita mengalami hal ini.Â
Lalu katakanlah mereka para lansia ini dikirim ke Panti Jompo. Kemudian karena jumlah lansia lebih banyak dari orang muda, sebagaimana ramalan PBB tadi. Tetap saja ada yang akan terlantar, tidak terurus. Nah ini menjadi alasan rasional mengapa peran robot pengasuh bagi para lansia ini menjadi relevan di masa mendatang.
Robot terbukti mampu menjadi pengusir sepi!
Hasil penelitian dari University of Bedfordshire, Inggris, juga menguatkan bahwa keberadaan robot mampu mengurangi rasa kesepian dan mengurangi rasa cemas pada manusia yang berinteraksi dengannya.
Sebuah survei pada tahun 2017 di Jepang, mengungkapkan bahwa 10% responden yang tinggal sendirian pada umur 55 tahun ke atas mengatakan bahwa mereka hanya berbicara dengan anggota keluarga satu atau dua kali sebulan bahkan malah jarang.
 Ini menjadi alasan yang membuat mereka sering merasa kesepian. Misalnya Setsuko Saeki, 87 tahun, sudah setahun lebih tinggal bersama sebuah robot di rumah nya yang luas. Suaminya sudah meninggal, anak-anaknya semua sudah menikah tinggal di kota berbeda. Dia merasa sangat tertolong dengan adanya si robot.Â
"Pembeli robot Papero-i di Jepang tidak hanya yang sudah tua, banyak juga yang umur 40 -50 membelinya untuk menemani dan mengawasi keadaan orangtuanya yang tinggal sendirian"
Saat dia bangun pagi dan masuk ke ruang tengah, sang robot yang namanya singkatan dari "Partner Type Personal Robot"ini, menyapanya "Selamat pagi, Setsuko-san! Apakah kamu tidur nyenyak?" Setsuko menceritakan bahwa pertama kali sang robot menyapanya, dia sangat senang.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!