Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pentingnya "Kantin Kejujuran", Mulia Tujuannya Meski Sulit Praktiknya!

13 September 2020   20:04 Diperbarui: 15 September 2020   06:31 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut berita Detik, Desember 2008, konsep kantin kejujuran sudah dilaksanakan sejak 2005. Ada 17 warung yang tersebar di berbagai sekolah di daerah seperti Riau, Jambi, dan Bali. Data Kemendikbud 2008 mencatat ada 1.000 kantin kejujuran yang dimiliki sekolah-sekolah negeri di seluruh Indonesia. 

Suasana di Kantin Kejujuran SMA 6, Solo (sumber: VOA/Yudha)
Suasana di Kantin Kejujuran SMA 6, Solo (sumber: VOA/Yudha)

Sementara itu, Lipunaratif, menuliskan jumlah kantin kejujuran yang kemudian dijalankan oleh Kejaksaan Agung ada sekitar 10.000. Namun yang berjalan baik hanya sekitar 675 kantin di sekolah. Selainnya bangkrut dan merugi sehingga ditutup. 

Sejak dibentuknya pada 2007 silam, dari total 697 kantin kejujuran yang pernah ada di Bekasi, tinggal satu yang bertahan. Selebihnya gulung tikar alias tutup karena merugi. 

Apa yang bisa dipelajari dari gagalnya ratusan 'KPK' ini?

Ada beberapa hal yang patut diduga jadi penghambat berkembangnya kantin atau warung kejujuran ini, antara lain: sikap belum terbiasa jujur, masih ada yang malah mencuri uang dari kotak bayaran, ada juga yang membayar kurang dari seharusnya. 

Situasi tidak mendukung.  Misalnya, tidak tersedianya uang kembalian juga menjadi kelemahan. 

Pembeli belum tentu membawa uang pas, bisa jadi dia memilih membayar kurang dari seharusnya ketimbang tidak mendapat kembalian. Atau malah berpikir nanti saja bayarnya, namun malah lupa. Ini hal-hal yang bisa diperbaiki sebetulnya.

Keprihatinan mengenai bangkrutnya kantin kejujuran di sekolah atau instansi ini menjadi gambaran nyata bahwa menanamkan kejujuran masih jadi PR besar. 

Tabiat kejujuran siswa mudah diukur dari seberapa cepat kantin kejujuran di sekolah nya bangkrut. Meski kantin ditempeli tulisan 'Allah melihat, malaikat mencatat', tidak mempan dan nyatanya tetap saja bangkrut. 

Tulisan 'Allah melihat, malaikat mencatat' pada kantin kejujuran (sumber: http://thuiny.blogspot.com)
Tulisan 'Allah melihat, malaikat mencatat' pada kantin kejujuran (sumber: http://thuiny.blogspot.com)

Apa jadinya masa depan bangsa ini, jika generasi muda mengesampingkan karakter kejujuran ini? Apakah sudah saatnya kurikulum anti-korupsi dimasukkan dalam materi pendidikan dasar dan menengah? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun