"Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila" ujar Puan Maharani sembari mengumumkan Mulyadi-Ali Mukhni, sebagai calon yang didukung PDIP pada Pilkada Sumatera Barat.
“Seolah-olah dia lah yang paling Pancasialis, seolah-olah satu kelompok itu lah yang paling Pancasialis, sementara yang lain itu tidak Pancasialis,” kata Fadli, ujar Fadli Zon, Ketua Umum Ikatan Keluarga Minangkabau, Selasa (8/9), dalam acara diskusi ILC TvOne.
Para elite seakan berbalas pantun belakangan ini terkait ucapan Puan baru-baru ini. Apakah harapan Semoga Sumatera Barat.. (sesumbar) dari Puan memang 'slip' ketika itu? Nampaknya tidak.
Puan memang sengaja mengungkapkan kegelisahan rakyat selama ini, apalagi tentunya rakyat kecil yang sering disebut minoritas. PDIP kan partai wong cilik, wajar saja jika mengadvokasi masyarakat kecil. Lagipula apa jadinya jika mereka abai atau menutup telinga mengenai penindasan kaum minoritas yang terjadi di Sumatera Barat juga di daerah lainnya. Puan pasti punya data lengkap dan tidak sembarangan mengungkapkan harapan sesumbar itu.
'Sesumbar' Puan dikeroyok oleh opini publik
Sontak netizen beramai-ramai 'mengeroyok' Puan. Mirip ketika Habib Rizieq dan kawan-kawan yang tetiba Pancasilais saat RUU HIP digulirkan. Banyak argumen yang tidak mencerminkan situasi terkini. Kebanyakan memberi argumen tentang Pancasilais yang berasal dari Sumatera Barat.
Kita semua harus mengakui, Sumatera Barat itu sudah melahirkan banyak tokoh besar pada masa lalu. Bahkan sejak zaman pra kemerdekaan. Misalnya Bung Hatta yang menjadi proklamator kemerdekaan RI bersama Bung Karno. Lalu tokoh nasional lainnya semisal Agus Salim, Sutan Syahrir, Tan Malaka dan Hamka, Mohammad Natsir dan Muhammad Yamin. Saya sendiri kagum pada Sumatera Barat yang punya sedemikian banyak cendikia pada masa lalu. Tampak bahwa masyarakat disana sangat terdidik.
Namun sekarang ini, kita jarang mendengar kisah Pancasilais dari sana. Malahan kisah intoleransi yang bertentangan dengan nilai Pancasila yang muncul. Ini kan paradoks dengan betapa banyak tokoh Pancasilais yang lahir dari Sumatera Barat. Puan tampak ingin menyentil ini, namun dalam bahasa yang berbeda, tidak to the point.
Mari kita lihat beberapa kejadian intoren dan tidak pancasilais berikut:
Sekitar Juni 2020, Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat menyurati Menkominfo agar Alkitab berbahasa Minang dihapus dari 'Google Play Store' dengan alasan bertentangan dengan adat dan budaya Minangkabau.