Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menakar Peluang Indonesia, Memetik "Energi Gratis" Sang Mentari

28 Juli 2020   14:35 Diperbarui: 29 Juli 2020   17:32 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman tomat tumbuh dibawah panel surya di Univ Massachusetts (civileats.com)

Kebutuhan energi membuat warga dunia berupaya mati-matian mencari dan mengamankan sumber energi. Terjadi konflik-konflik dan ketegangan geopolitik antar negara karena kepentingan akan energi. Bahkan perang pun terjadi karena konflik kebutuhan energi. 

Embargo minyak oleh negara-negara Arab saat beralangsungnya perang Arab-Israel pada 1974 telah menimbulkan krisis minyak pertama.  Kemudian revolusi Iran pada 1979, dilanjutkan perang Irak-Iran melahirkan krisis minyak dunia kedua. Lagi-lagi invasi Irak ke Kuwait pada 1990 sempat membuat harga minyak membubung tinggi. 

Konflik geopolitik seperti ini sering menciptakan ketegangan dunia dan menaikkan harga energi dunia. Pertama kali, minyak bumi kan langka, lalu harga minyak dunia naik, lalu diikuti harga gas, dan juga harga batubara. Ini membuat banyak negara pengimpor energi merasa tidak aman. 

Adanya kontrak-kontrak jangka panjang pasokan batubara dari perusahaan tambang atau perusahaan gas alam, juga mencerminkan kebutuhan akan pasokan yang aman untuk jangka panjang. Ada yang kontrak hingga 20 tahun bahkan lebih. Ada juga negara yang rela membangun perusahaannya di negera lain, untuk memastikan pasokan diarahkan ke negara nya. Demikian rumitnya persoalan energi fosil ini, dan suatu saat pun akan habis pula cadangannya.

(pinterest.com)
(pinterest.com)

Mencari energi yang tidak tampak, lupa energi sekitar

Semua negara mencari dan mengamankan kebutuhan energi masing-masing. Disaat bersamaan ini menimbulkan suatu paradoks. Banyak insinyur, ahli geologi, pakar pertambangan/ perminyakan, melakukan pencarian energi dalam perut bumi. Bahkan mencari hingga ke dasar lautan untuk menemukan gas atau minyak bumi. 

Dengan tingkat keberhasilan pengeboran yang beragam. Misalnya dalam melakukan proyek pengeboran minyak, dari 10 titik misalnya hanya diperoleh 1 titik yang menghasilkan minyak sesuai prediksi. Jika sial, malah tak satu titik pun menghasilkan minyak.  

Demikian juga halnya dalam pengeboran untuk mencari titik panas bumi, terkadang hanya beberapa titik yang menghasilkan panas bumi sesuai harapan. Terkadang juga panas yang dihasilkan tidak besar, tidak sesuai estimasi proyek. Ini akan membuat biaya investasi mahal dan energi yang dihasilkan pun menjadi tinggi harganya.

(imgur.com)
(imgur.com)

Pada negara-negara yang sebetulnya menikmati sinar matahari sepanjang tahun, saat matahari bersinar cerah, cuaca bagus, orang-orang akan mengatakan 'What a beautiful day!' atau 'This is lovely day!'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun