Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Review Kuliah Online pada Masa Covid-19? Banyak pembelajaran penting!

2 Mei 2020   05:06 Diperbarui: 3 Mei 2020   18:09 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Elijah O'Donnell from Pexels

Belajar dari Covid-19

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyurati satuan pendidikan, kantor Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, serta perwakilan pemerintah Republik Indonesia di luar negeri, memberikan pedoman perayaan Hari Pendidikan Nasional 2020. Intinya agar tidak dirayakan dengan berkumpul beramai-ramai pada satu lokasi. 

Nadiem juga menghimbau bahwa 2 Mei 2020 ini sebagai refleksi bangsa terhadap Pandemi Covid-19 terhadap sektor pendidikan. Kemendikbud pada lamannya mengumumkan telah menggandeng TVRI untuk program tayangan khusus "Belajar dari Covid-19" yang menjadi tema Hardiknas tahun ini. Publik figur kenamaan turut diundang, seperti Najwa Sihab dan artis lainnya.

"Kami juga mengajak insan pendidikan untuk dapat menyaksikan program peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020 yang diberi judul sesuai tema, yakni 'Belajar dari Covid-19', di TVRI pada hari Sabtu, 2 Mei 2020 pukul 19.00 WIB," ujar Ainun Na'im, Sekjen Kemdikbud.

Sepertinya menarik ini acaranya. Apa kira-kira hal yang dibahas? Hal-hal substantif kah atau sekedar normatif? Kita tunggu saja. 

Kampus perlu belajar dari masa pandemi Covid-19? Kuliah online?

Adanya Pelarangan Sosial Berskala Besar (PSBB) tentu memaksa kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan kampus dilakukan tanpa tatap muka, secara jarak jauh mandiri dan online. Hal ini dilakukan tanpa persiapan. Memang tidak ada yang siap dengan serangan Covid-19 yang berdampak pada semua sendi kehidupan. Termasuk sektor pendidikan ini. Sebagai seorang mahasiswa, saya mencoba merangkum, beberapa hal yang perlu jadi pembelajaran bagi kampus dan mahasiswa.

  1. Dulu dipandang sebelah mata: Kuliah jarak jauh maupun kuliah online dulu sering disepelekan. Kuliah kok jarak jauh, kuliah kok tidak duduk dibangku kuliah? Kuliah bala-abal. Demikian dalam benak sebagian orang. Bahkan pegawai Pemerintah tidak diperkenankan untuk ikut kuliah online tersebut. Jika bersikeras ikut, maka hanya dianggap pengembangan diri. Tidak boleh mengajukan pembiayaan dan tidak diakui ijasahnya.

  2. Sudah dilakukan bahkan sebelum pandemi Covid-19: Kuliah online sebetulnya bukan barang baru. Negara maju seperti Australia misalnya, ada setidaknya 17 program S3 yang diselenggarakan online. Monash University misalnya menawarkan program PhD in Science kelas online. Doctor of Professional Engineering dari University of Southern Queensland. Doctor of Philosophy (PhD) dari  Torrens University Australia. Rinciannya bisa ditemukan pada website masing-masing kampus. Sistem pendidikan diselenggarakan secara jarak jauh atau e-learning. Untuk dalam Negeri sebetulnya kita sudah ada juga pembelajaran jarak jauh, yaitu Universitas Terbuka.

  3. Hemat biaya: 
    - Kuliah jarak jauh semestinya lebih hemat biaya. Anggaplah uang kuliah sama besarnya. Namun tidak ada pengeluaran biaya transportasi, tidak ada biaya tempat tinggal (termasuk biaya air dan listrik), tidak ada biaya makan pribadi (makan di rumah sendiri tentu lebih hemat). Tentu ketiadaan komponen itu, membuat pengeluaran mahasiswa lebih kecil. Lebih adil tentunya kalau kampus mengurangi biaya kuliah, mengingat tidak ada tatap muka, lampu atau AC ruang kuliah tidak perlu dinyalakan, dan seterusnya.
    - Ujian jarak jauh. Ujian tengah semester dan ujian akhir bisa dilakukan jarak jauh. Tentu tidak perlu kehadiran pengawas, tidak perlu lembar soal, tidak perlu lembar jawaban. Biaya yang dikeluarkan kampus pun bisa lebih kecil. Di Australia ujian dilakukan oleh mahasiswa dari tempat tinggal masing-masing, dan diawasi oleh Proctorio, sebuah aplikasi yang menjadi pengawas ujian untuk mengetahui apakah mahasiwa jujur mengerjakan sendiri atau berbuat curang 'cheating'.
    - Wisuda jarak jauh : Ternyata wisuda pun tidak lagi harus dihadiri. Kampus di Jepang misalnya, dengan adanya pandemi Covid-19, maka wisuda dilakukan secara online saja. Kompas pada lamannya memberitakan bahwa baru-baru ini, sebuah universitas Jepang, Business Breakthrough (BBT) University menggelar acara wisuda secara online. Ini artinya, biaya wisuda tentu jadi bagian yang bisa dihemat pula.
    -Ijazah digital : Sebagai lanjutan dari wisuda online, maka ijasah pun disediakan secara online. Tandatangan digital dari pimpinan kampus. Kampus ITB Bandung misalnya, belakangan ini memberikan ijasah versi digital bagi lulusannya. Universitas Padjajaran juga bersiap untuk layanan ijasah digital ini.

  4. Tidak perlu jauh dari keluarga: Kuliah yang diselenggarakan secara jarak jauh tentu menguntungkan bagi mahasiswa yang sudah berkeluarga. tidak perlu berpisah dari anak dan istri. Lebih bahagia tentunya. Asalkan belajar nya dapat dikelola agar tidak terganggu oleh kehadiran anggota keluarga.

  5. Rumah perlu menyiapkan fasilitas/ruang belajar: Tidak tersedianya fasilitas belajar dirumah bisa menjadi kendala. Untuk itu, mahasiswa pun harus mengkhususkan satu tempat untuk belajar, misalnya satu ruang khusus yang tersedia komputer, internet, dan tidak mudah terganggu oleh anak misalnya.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun