Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan bidang sosial dan ekonomi serta informasi telah mengubah aspek perilaku bisnis dan perokonomian dalam suatu negara. Terlebih lagi dalam era digitalisasi yang perkembangannya dipengaruhi oleh arus globalisasi.
Semakin berkembangnya globalisasi juga semakin banyak pula perdagangan bebas yang menyebabkan semakin banyak dan bebas pula lalu lintas perdagangan barang, jasa, serta informasi antara negara.
Dan dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat juga harus di imbangi dengan tingkat pengetahuan serta wawasan terhadap digitalisasi. Ketergantungan generasi muda saat ini terhadap teknologi mengakibatkan perubahan gaya hidup maupun tingkah laku dan pergeseran norma umum.
Dengan adanya teknologi maka akan memberikan nilai tambah pada produk, barang, dan jasa. Nilai tambah yang dapat melakukan banyak hal diseluruh aktivitas manusia termasuk dalam kegiatan ekonomi.
Manfaat yang dihasilkan dari adanya teknologi informasi dalam dunia bisnis adalah untuk membantu proses transaksi, serta pengambilan keputusan dalam membentuk strategi untuk mendapatkan keuntungan yang kompetitif. Keadaan teknologi yang semakin maju seiring berkembangnya arus globalisasi pada jaman sekarang harus di imbangi dengan tingkat pengetahuan yang maju pula.
Tercatat Indonesia memiliki potensi yang besar dalam bidang ekonomi digital. Diketahui bahwa pada tahun 2014, e-commerce Indonesia telah mencapai USD 12 Milliar. Hal ini dapat di asumsikan bahwa Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2013 yang berada pada posisi USD 8 Milliar. Pada 2016 diprediksi telah mencapai USD 24.6 Milliar.
Di Indonesia sendiri, UMKM memiliki daya tahan yang tinggi serta mampu menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global. Pemberdayaan UMKM haruslah dilaksanakan dan digalakan secara menyeluruh dan haruslah dilakukan dengan optimal serta berkesinambungan.
Sehingga mampu meningkatkan kedudukan dan peranan, serta peningkatan potensi dalam memajukan pendapatan, penciptaan lapangan pekerjaan, dan memberantas kemiskinan yang ada di negara Indonesia. Karena Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bentuk usaha yang memiliki ciri terkait dengan modal usaha yang digunakan.
Menurut UU No. 20 tahun 2008 mengenai usaha mikro, kecil dan menengah terdapat beberapa definisi yang bisa di klasifikasikan kedalam jenis usaha mikro, kecil, atau menengah dengan melihat dari dua aspek yaitu kekayaan bersih (aset) dan hasil penjualan (omset). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bentuk usaha yang memiliki ciri khas terkait dengan modal usaha yang digunakan.
Menurut Philip Kotler (2000), definisi pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh kebutuhan mereka dengan cara menciptakan, penawaran produk bernilai tambah. Kotler dan Keller (2006), mendefinisikan: “Konsep pemasaran sebagai sebuah philosofi mengenai manajemen pemasaran yang meyakini bahwa pencapaian tujuan organisasional bergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan dari target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan upaya pesaing”.
Di saat pandemi covid-19 sedang berlangsung banyak para pelaku UMKM yang mengalami kesulitan dalam pekerjaannya. Terutama pada saat proses pemasarannya dikarenakan para konsumen lebih senang bila membeli barang ataupun jasa lewat dari Online. Karena dinilai sangat evektif disaat pandemi sedang berlangsung.
