Bicara tentang new media atau media baru tidak lepas dari kehadiran internet sebagai salah satu representasinya. Kehadiran media baru dan internet juga diiringi dengan media pemberitaan atau media penyaji informasi berbasis online, sehingga disebut sebagai media online.Â
Tirto.id salah satunya, media online yang muncul tahun 2016 ini bergerak di rel jurnalisme presisi (precision journalism) atau penggunaan metode penelitian ilmu sosial untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang ada. Tirto.id memanfaatkan data berupa foto, kutipan, rekaman peristiwa, serta data statistik yang ditampilkan lewat infografik maupun video infografik (Tirto.id, 2016).
Mengingat karakteristik media baru (digital, interactivity, hypertextual, network, virtual, & simulated) yang dipaparkan Lister, dkk (2009), muncul pertanyaan, apakah Tirto.id memiliki karakteristik-karakteristik tersebut? Apakah tirto.id dapat disebut sebagai salah satu bentuk new media?
1. Digital
Yaitu setiap data, tulisan, foto, gambar, infografik atau informasi lainnya diubah menjadi bentuk angka sehingga menciptakan kondisi untuk memasukkan data dalam jumlah besar dengan cepat. Data atau informasi yang ada pada setiap artikel di tirto.id telah melewati proses digitalisasi, di mana semua data yang ada telah diubah ke dalam bentuk angka biner yang kemudian membentuk kode yang merepresentasikan suatu informasi, seperti gambar contohnya.Â
Salah satu bentuk interaktivitas yaitu kemungkinan adanya umpan balik yang dapat disampaikan pengguna atau dalam hal ini pembaca, namun yang ditawarkan oleh Tirto.id memang bukan secara langsung dari laman setiap artikelnya. Tirto.id merupakan satu dari banyaknya media online yang dengan sengaja menutup kolom komentarnya. Menurut Zaenudin (2017), kerap kali terdapat perdepatan yang muncul dan tiada henti, bahkan hingga menyinggung hal yang berbau SARA. Dilansir The Washington Post dalam Tirto.id (2017), di tahun 2013 situs web Popular Science mematikan kolom komentar, diikuti Recode, Reuters, Bloomberg dan Daily Beast pada tahun 2014.
Namun, Tirto.id menawarkan bentuk interaktivitas lain, yaitu dengan memungkinkan pembaca dapat memilih jenis berita apa yang ingin dibaca, dan menghadirkan fitur 'pencarian' bagi pembaca yang tidak ingin repot mencari satu persatu
3. HypertextualÂ
Dalam tirto.id, hypertextual dimunculkan lewat setiap artikelnya yang memiliki tautan dengan informasi lain, misalnya salah satu artikel yang ditulis oleh Rio Apinino pada 22 Agustus 2018 dengan judul "Detail Kejadian Keluhan Suara Azan dan Kerusuhan di Tanjung Balai", di mana dalam artikel ini terdapat beberapa link yang dapat mengarahkan kita kepada informasi yang lebih detail mengenai berita tersebut, pada artikel ini contohnya ada kalimat "Bakar...bakar...bakar... bakar..." yang bercetak warna biru dan apabila di klik akan mengarahkan kita pada situs lain (dalam hal ini YouTube) yang menunjukkan video yang berkaitan dengan kalimat tersebut.
4. NetworkedÂ
Networked atau terhubung dalam tirto.id juga dapat dilihat salah satunya melalui fasilitas share yang memungkinkan pengguna untuk dapat terhubung dengan media sosial atau bahkan e-mail, sehingga konten yang di baca bisa dibagikan ke media lain seperti dalam hal ini media sosial (facebook, twitter, e-mail). Fitur berbagi ini terleta di setiap laman artikel bagian kiri.
Referensi:Â
- Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Grant, I., Kelly, K. (2009). New Media: a Critical Introduction Second Edition. Oxon: Routledge.
- Tirto.id. (2016) Tentang Kami. Tirto.id. Diakses dari (24 Agustus 2018) https://tirto.id/insider/tentang-kami
- Zaenudin, Ahmad. (2017). Ramai-ramai Menutup Kolom Komentar. Tirto.id. Diakses dari (24 Agustus 2018) https://tirto.id/ramai-ramai-menutup-kolom-komentar-cj8A