Mohon tunggu...
Dave zefanyasilooy
Dave zefanyasilooy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia kreatif

Selanjutnya

Tutup

Trip

Liburanku

20 September 2022   16:43 Diperbarui: 20 September 2022   16:51 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Ada banyak pura di Bali, tapi yang paling spesial adalah Pura Uluwatu. Dari pura inilah, traveler akan melihat Samudera Hindia yang berwarna biru nan elok. Liburan ke Pulau Dewata, wajib mampir ke sini.Sesampainya di Pura Luhur Uluwatu ini aku tak henti senyum-senyum sendiri. Yeaaay, finally! 

Setelah perjuangan harap-harap-cemas karena jalanan yang rasanya tak juga sampai setelah hampir satu jam. Pertama kali masuk kemari dikenakan biaya 2 ribu rupiah untuk parkir kendaraan. Sempat berputar-putar juga untuk cari parkiran, akhirnya memutuskan untuk parkir dekat pintu masuk.Untuk wisatawan domestik, pengunjung dikenakan biaya Rp 15 ribu saja. 

Di sana juga ada daftar tamu yang harus diisi tentang nama dan daerah asal. Oya, sebelum masuk juga diberi selendang, warnanya macam-macam ada ungu, kuning, dan beberapa warna lain yang harus dikenakan selama berada dalam Pura Luhur Uluwatu ini.

Sempat berbincang sebentar, beliau bilang kalau kain sarung dan selendang berwarna kuning bernama selempot ini menyimbolkan penghormatan terhadap kesucian pura. Lebih dari itu, ia mengandung makna sebagai pengikat niat-niat buruk dalam jiwa. 

Pura ini katanya termasuk salah satu pura tertua di Bali. Terletak di bagian paling selatan pulau Bali, yang jalanannya berkelok-kelok dan sepi sekali saat aku menuju kemari. 

Lokasi pura ini sendiri terletak diatas batu tebing.Dari informasi yang aku baca di sana, katanya Uluwatu punya makna. Ulu artinya kepala dan watu berarti batu. 

Sesuai dengan tempat ini dimana posisinya seperti batu-batu saling bertindih yang berbentuk kepala bertengger diatasnya. Lokasi tepatnya berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan dari arah Pantai Pandawa. 

Pura ini berdiri megah diketinggian dengan posisi agak menjorok ke laut, mungkin inilah kelebihannya, pemandangan indah yang tidak bisa kita temukan di kawasan lainnya.

Di depan Pura ini juga ada semacam hutan kecil yang disebut alas kekeran, dimana didalamnya ditinggali banyak kera abu-abu. Beberapa kali juga penjaga pura memperingati kami untuk berhati-hati akan barang bawaan, soalnya kera di sini kerap mencuri barang-barang para pengunjung dia bilang. 

Sayangnya saat aku kemari sedang tidak ada pertunjukkan tari kecak yang katanya keren banget, nuansanya berbeda salah seorang teman bercerita.Petugas pura juga memperingatkan kami sih kalau tiba-tiba dihampiri oleh kera jangan panik, apalagi sampai menyakiti kera tersebut. Ia bilang kalau hewan penghuni pura ini diyakini sebagai penjaga kesucian pura. 

Jadi, kalau tiba-tiba kera mengambil barang kita baiknya dibiarkan dulu lalu lapor ke petugas pura terdekat untuk membantu mendapatkan barang itu kembali.Selain soal selendang dan kera, satu hal yang menarik lagi adalah soal larangan masuk bagi wanita yang sedang 'berhalangan'. Sebetulnya kalau soal ini aku udah tau sih, beberapa kali mengunjungi pura di Bangka dan salah satu pura tertua di Banten, hal ini juga jadi salah satu aturan mutlak yang nggak boleh dilanggar oleh pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun