Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Akhirnya Saya Bisa Kembali Tertawa Terbahak-bahak

22 Februari 2022   09:00 Diperbarui: 24 Februari 2022   07:15 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juli tahun lalu, iseng melihat koleksi foto di akun FB teman dan terkejut sendiri demi menemukan foto saat kami reuni beberapa tahun silam. Entah kenapa teman-teman SD ini demen reuni, setahun minimal 3 kali. Sebenarnya yang bikin takjub adalah ekspresi saya yang tertawa lepas.

Duh 2 tahun belakangan ini rasanya saya belum pernah tertawa selepas ini.

Namun saya yakin sebenarnya apa yang saya rasakan, juga dirasakan oleh jutaan manusia lain secara Covid-19 itu hadir mendunia. Tertawa lepas jadi hal yang langka sebab kita tidak hanya berkutat pada masalah kesehatan akibat serangan virus Covid yang mematikan ini. Membuat kita kehilangan teman dan sanak keluarga tercinta. Belum lagi  kegiatan ekonomi yang menurun drastis yang tentunya mengakibatkan penurunan penghasilan bahkan banyak yang kehilangan pekerjaan. Dengan kondisi demikian tentunya sulit bagi sebagian besar orang sesekali tertawa lepas. 

Apalagi kami sekeluarga pernah terpapar Covid-19 dalam kurun waktu dari Juni -- Juli 2021, setelah itu Nenek (mantan ART yang tinggal bersama ) terkena stroke - 3,5 bulan dirawat di rumah, dia minta ikut Titi -- adiknya. Baru juga 3 hari tinggal di sana, suami Titi malah kena gagal ginjal. Pastinya susah sekali untuk tertawa dalam keadaan seperti itu. Selama terpapar Covid-19 bisa dibilang kami cenderung irit bicara sebab bicara panjang membuat kami tersengal-sengal. Pastinya irit bicara juga tertawa, ternyata  berlanjut usai sembuh.

Dilain pihak ini bukan berarti hidup saya garing banget sampai tidak bisa ketawa sama sekali. Nonton Lapor, Pak pasti terpingkal-pingkal. Baca komentar netizen pada berita atau artikel yang dilansir online jadi ketawa sendiri. Namun untuk ketawa bersama orang-orang di dunia nyata rasanya sudah lama banget tak terjadi.

Hingga suatu hari sepulang dari bepergian di bulan November 2022, seperti biasa harus melewati portal. Dari situ jalan kaki sedikit akan tiba di pintu pagar samping rumah. Lah kok di jalan tepat dekat pintu, para tukang bangunan sumur resapan DKI sedang kongkow istirahat. Salah seorangnya masuk ke dalam kerangka plastik biru yang tergeletak di luar galian sumur, sementara  sekitar 4 temannya sedang duduk di seberangnya, dipinggir jalan.  Langsung saya tertarik untuk memotret lelaki yang ada dalam kerangka plastik yang kebetulan dalam posisi membelakangi. Dasarnya memang saya termasuk penggemar street photography.  HP segera dikeluarkan dan mulai berancang-ancang, teman-temannya bisa melihat tingkah saya dan langsung berkomentar,

"Weh....weh ada yang bikin story nih."

Si bapak yang berbaju kuning tak sadar dan begitu dekat saya langsung cekrek-cekrek, si bapak  berusaha memutar tubuhnya walaupun sulit.

"Ibuuuu, jangan difoto tho," dia menjerit, sembari bergegas bangkit.  Teman-temannya menyoraki, "Kapoook."

Kami semua tertawa lepas dan terbahak-bahak. Setelah beberapa saat, saya melambaikan tangan meninggalkan mereka. Sempat terpikir saat teman-temannya bilang story itu kan berarti mereka dah terbiasa main Instagram dan upload IG story. Memang saya perhatikan tukang-tukang bangunan sekarang rada berbeda. Yang generasi tua mirip si bapak berbaju kuning, tapi sebagian besar merupakan lelaki-lelaki muda dengan rambut dicat pirang ke-emasan dengan tubuh ramping tapi berotot mirip artis-artis drakor ( sayang beda nasib).  Bicara masalah  penghasilan cukup besar  karena target kerja mereka adalah menggali 3 sumur/ hari dengan upah Rp. 250 ribu/ sumur, jadi penghasilan mereka Rp. 750 ribu/ hari. Sayangnya pekerjaan demikian sifatnya musiman, saya cuma bisa berharap mereka rajin menabung untuk persiapan saat kemarau pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun