Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yuk, OptimAll-kan Gaya Hidup Sehatmu

19 Januari 2022   15:11 Diperbarui: 19 Januari 2022   22:25 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Caraku Memanfaatkan Asuransi Kesehatan Online

Aku duduk di deretan kursi besi tepat di depan ruangan pemeriksaan USG. Nomor antrian 12 namun sudah tidak jelas lagi urutannya karena beberapa pasien rawat inap tiba dan mereka tidak perlu mengambil nomor antri karena didahulukan. Masalahnya sebelum USG kita tidak boleh pipis dulu padahal minum air tawar harus diperbanyak. Mana AC ruangan dingin sekali.

Seorang lelaki yang duduk sederetan menyapa,

"USG ya, mbak? Saya mengantar Ibu."

Ibunya mengangguk ramah sembari mengeluhkan sudah tak tahan ingin pipis. Suster yang iba akhirnya mendahulukan ibu sepuh itu. Anaknya melirik potongan kertas print pembayaran serta kartu asuransi kesehatan yang ada dalam genggamanku,

"Kalau sedang sakit gini jadi merasa beruntung ya ikut asuransi kesehatan. Ngeri saya lihat tagihan-tagihan biaya karena sakit."

Lelaki itu juga menggenggam kertas print pembayaran serta kartu asuransi beda perusahaan. Aku hanya bisa mengangguk sepakat dengannya.

Benak menghitung biaya-biaya yang sudah ditanggung asuransi akibat sakit syaraf tersumbat yang kuderita. Semuanya diawali dengan kelopak mata kiri yang tiba-tiba  sulit untuk dibuka. Kalaupun dibuka dengan bantuan plester maka pandangan tidak sinkron, saat jalan aku akan terhuyung-huyung bahkan pernah muntah seperti orang mabuk laut. Bergegas ke klinik mata,  dokter spesialis mata memeriksa dengan teliti memakai peralatan canggihnya, lantas berkesimpulan mataku baik-baik saja, tampaknya yang bermasalah ada di urat syaraf. Beliau segera membuat rujukan ke dokter syaraf di Rumah Sakit.

Dokter syaraf ( urolog ) segera mengirimku untuk  CT Scan. Wah masuk ke mesin yang melakukan CT Scan sungguh mendebarkan, soalnya pernah lihat di film, pasien yang dimasukkan ke dalam tabung pemeriksaan itu panik. Untunglah pemeriksaan berjalan lancar. Besok hasilnya sudah bisa diambil.

Keesokan harinya membawa hasil CT Scan ke urolog yang menerangkan bahwa ada penyumbatan di syaraf nomor sekian, sekian dan sekian. Selain meresepkan obat, ia membuat rujukan untuk menemui  dokter spesialis rehabilitasi medik. Dokter rehabilitasi medis usai membaca hasil CT Scan membuat jadwal untuk paket pertama fisioterapi yang terdiri dari 5 kali kunjungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun