Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Perlu Passion yang Luar Biasa untuk Menjadi Petani Milenial

15 November 2021   08:29 Diperbarui: 2 Desember 2021   12:07 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani sayur sedang memanen beberapa sayuran yang ditanamnya. Foto: Kompas.com/Garry Lotulung

Pasalnya petani yang kehilangan tempat untuk berjualan itu justru bisa memberikan produk-produk mereka untuk Sayurbox. Kondisi ini pun menjadi peluang bagi Sayurbox untuk bekerja sama dengan lebih banyak petani lokal yang pada akhirnya membantu mengembangkan bisnis lebih besar lagi. Sekaligus tetap menyediakan pasar yang sehat bagi petani.

Pandemi membuka kesadaran pada banyak orang bahwa ketahanan pangan harus diperjuangkan dari diri sendiri, mulai dari rumah sendiri. Tak hanya orang biasa yang mulai bercocok tanam bahkan artis-artispun mulai bercocok tanam juga ( contoh: Giring Niji & Atiqoh Hasiholan ).

dok.lmbanews.id
dok.lmbanews.id

Lebih jauh lagi akhirnya banyak orang menengarai bahwa petani sekaligus youtuber Lin Ziqi adalah tokoh yang paling berjaya dan survive saat pandemi ini.  Ziqi yang youtuber famous dengan puluhan juta penggemar terus menangguk dollar dari video-video yang menampilkan aktivitas menanam anek tanaman dan memanen hasilnya untuk diolah menjadi berbagai masakan lezat dan cantik ala Sichuan.

Tak hanya mengolah hasil bumi jadi makanan lezat, Lin Ziqi juga membajak sawah, memanennya hingga menggiling padi menjadi beras. Menanam kapas untuk diambil buahnya dan dibuat benang, diwarnai sendiri untuk selanjutnya dipintal menjadi kain yang selanjutnya dijadikan baju serta barang-barang lain. Menebang bambu dan mengolahnya jadi bangku, saung ayunan, sandal, sepatu dan aneka anyaman. Bahkan ia juga menunggang kuda dan mengambil madu dari sarang lebah tanpa pelindung.  

Tubuh mungil, paras cantik serta pemandangan indah di desanya membuat kita sangat menikmati sharing videonya bahkan merasa masuk jadi bagian dalam kehidupannya. Setiap videonya ditonton oleh jutaan orang bahkan ada video di bulan Januari 2019 yang ditonton hingga 50 juta kali. Tak heran jika pada tahun 2018 ia diganjar julukan "Good Young Citizen" oleh Partai Komunis China.

Tak heran jika akhirnya banyak orang di dunia termasuk di Indonesia memimpikan kehidupan desa ala Lin Ziqi  bahkan menjadikannya sebagai cita-cita, ini saya baca dari status beberapa teman blogger maupun OS di sosial media.  Mereka bahkan sudah memikirkan juga masalah pendidikan anak terkait jika mereka jadi petani dan menyadari bahwa hal ini bisa ditangani sendiri dengan memanfaatkan teknologi.

Namun ini baru jadi cita-cita beberapa orang saja, bagaimana ghirah (passion) petani Indonesia pada dunia yang digelutinya?

Kelihatannya sangat meredup, Anak-anak milenial keturunan petani nyaris tidak ada yang memiliki cita-cita jadi petani. Terlihat dari populasi petani berusia di bawah 35 tahun hanya 4% dari total seluruh petani.

Ini ancaman bagi keberlanjutan sektor pertanian yang menyumbang 13% PDB. Jika PDB tahun 2017 sejumlah 13.588T, berarti sektor ini menyumbang 1.766T. Namun kontribusi 13% ini sebenarnya merupakan penurunan sejak tahun 1991 yang ketika itu menyumbang PDB sebesar 21%. 

Tahun 2019 lalu kontribusi sektor pertanian menyentuh angka 18% namun setelah saya baca tabulasinya, ternyata karena memasukkan kontribusi dari minyak sawit. Minyak sawit Indonesia sendiri memang ada di peringkat atas dunia bersama Malaysia. Namun memasukkan minyak sawit dalam sektor pertanian itu bias. Sebagaimana kita tahu industri kelapa sawit dipegang oleh perusahaan-perusahaan besar. Sementara pertanian digerakkan oleh petani perorangan.  Jadi kontribusi 18% sektor pertanian tahun lalu merupakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun