Mohon tunggu...
Sabrina Dava
Sabrina Dava Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Saya merupakan mahasiswa S1 Pariwisata Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberlanjutan Ekowisata di Kawasan Lindung Studi Kasus Pulau Komodo

2 Desember 2022   03:41 Diperbarui: 2 Desember 2022   03:58 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi kawasan lindung merupakan wilayah yang menjadi fungsi utama dalam melindungi kelestarian lingkungan hidup yang di dalamnya mencakup sumber daya alam dan buatan. Pemanfaatan kawasan lindung yang paling umum adalah sektor Pariwisata. 

Kawasan lindung ini menjadi salah satu daya tarik populer bagi wisatawan satwa liar di kawasan negara negara berkembang, dan pariwisata berpotensi memiliki manfaat berkelanjutan yang cukup bagi masyarakat setempat untuk menghargai, dan melindungi satwa liar tersebut sebagai salah satu pengembang ekonomi dan sumber pendapatan (Goodwin 1996,hal.288)

Dalam Pengembangan Ekowisata, kawasan lindung merupakan wadah konservatif masyarakat lokal yang hidup berdampingan dengan ekowisata. Pulau yang ada di kawasan Taman Nasional Komodo memberikan peran penting pada pengelolaan konservasi di kawasan tersebut. Pemanfaatan dan prinsip-prinsip ekowisata pada dasarnya adalah konservasi, ekonomi kreatif, dan peran aktif serta kontribusi masyarakat pada pengembangan wisata dalam hal ini ekowisata.  

Aspek konservasi terdiri atas pengelolaan dan pemanfaatan sesuai dengan pilar-pilar konservasi pada sumber daya alam hayati dengan meminimalisasi atau tanpa merusak keadaan ekosistem dan sumber daya alam itu sendiri. 

Dampak dan substansi dari pengelolaan dan pemanfaatan ini relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem (ramah lingkungan). Pemanfaatan ini dikelola dengan lestari dan berkelanjutan karena sesuai dengan konsep ekowisata itu sendiri. Hal ini dapat menciptakan daya dorong dalam persepsi masyarakat bagi seluruh pihak baik dari internal masyarakat itu sendiri maupun mitra luar untuk mendukung konservasi dan upaya pengawetan jenis.

Selanjutnya dalam aspek ekonomi, pengelolaan sumberdaya lokal ini dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelolaan kawasan, penyelenggara ekowisata, dan masyarakat lokal. Adanya aspek ekonomi ini, dapat memacu meningkatnya pembangunan wilayah dalam tingkat lokal dan regional. Potensi ekowisata dalam ekonomi ini dapat menjamin kesinambungan usaha dan secara luas.  

Pada aspek masyarakat (peran dan kontribusi) dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan dan relasi kemitraan masyarakat setempat, terciptanya komunitas dan badan yang sesuai serta mendukung konsep ekowisata, dan memprakarsai masyarakat untuk tingkat prakarsa dan ide masyarakat setempat dalam pengembangan ekowisata. Aspek masyarakat ini juga bergantung pada kondisi demografi yang berhubungan dengan keadaan sosial budaya masyarakat setempat terutama di Pulau Komodo. 

Ekowisata Taman Nasional Komodo sangat berkaitan erat dengan unsur-unsur kelestarian, konservasi, ekonomi, dan peran aktif masyarakat. Sumber daya alam yang terdiri atas keberadaan ekosistem unik dan beragam seperti savana, hutan mangrove, kawasan konservasi mangrove. Taman Nasional Komodo juga identik dengan keberadaan hewan yang dilindungi dan menjadi salah satu warisan dunia yakni Komodo (Varanus komodoensis). 

Keberadaan sumber daya ini menciptakan peluang pengembangan kawasan konservasi berupa pemanfaatan ekowisata. Secara topografi, kawasan Ekowisata Taman Nasional Komodo yang terdiri atas kepulauan dan berbagai macam keindahan dan objek atraksi yang dapat dikembangkan dalam sektor pariwisata berkembang dengan pesat.

Potensi sumber daya alam yang terdapat pada kawasan Ekowisata Taman Nasional Komodo tergolong melimpah dan memiliki keunikan tersendiri. Keberadaan komodo sebagai satu diantara hewan endemik khas Pulau Komodo dan bahkan endemik di Indonesia layak menjadi poin penting sebagai atraksi atau daya tarik wisata. 

Secara endemik, hanya ditemukan satu-satunya di kawasan ini. Saat ini, terdapat 2,793 ekor komodo di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. 1,288 ekor terdapat di Pulau Komodo, 1,336 ekor di Pulau Rinca, 83 ekor di Gili Motang dan 86 ekor di Nusa Kode. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun