Mohon tunggu...
daus doank
daus doank Mohon Tunggu... -

laki-laki biasa.....hanya ingin belajar...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Rumah Makan Padang dan Lidah Orang Minang

6 Januari 2012   03:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:16 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1325824963579562234

[caption id="attachment_161667" align="aligncenter" width="600" caption="Bermacam menu siap saji di Restoran Padang Sabana Nasi Kapau. (KOMPAS/WINDORO ADI)"][/caption] Dari sabang sampai merauke berjajar rumah makan padang..... Masakan padang mungkin telah menjadi salah satu masakan yang paling populer di Indonesia...Kemana pun anda pergi, hampir selalu bisa menemukan rumah makan padang....Ketika tinggal di Sorong, saya juga sedikit terhibur dengan keberadaan beberapa rumah makan padang yang tersebar di kota Sorong yang tidak terlalu besar.... Tersebarnya rumah makan padang tidak terlepas dari tradisi masyarakat minang yang perantau...bahkan merantau seperti telah menjadi kewajiban bagi pemuda yang baru menanjak dewasa...untuk mencari pengalaman, berguru dari alam yang terkembang, dan tentunya juga untuk mencari uang.... Nah, dari sini saya akan coba membahas tentang lidah orang minang....mungkin, sekali lagi mungkin, karena saya tidak bisa memastikan, lidah orang minang adalah lidah yang paling manja di indonesia...kenapa demikian? karena biasanya lidah mereka hanya cocok dengan masakan minang (masakan padang)....saya sendiri sangat merasakan betapa dulu lidah saya tersiksa saat pertama kali harus "nyantri" di salah satu pesantren di jawa....makan masakan jawa bagi lidah saya adalah kegetiran (Maaf, sama sekali tidak bermaksud merendahkan), dan ini ditambah lagi dengan masakan jawa yang dimasak di pesantren...anda bisa bayangkan masakan yang dimasak untuk ribuan orang, dengan bumbu yang dihemat, tentunya rasanya akan lebih hambar dibanding masakan yang dimasak di rumah.....perlu beberapa waktu untuk menyesuaikan lidah, meskipun beberapa masakan tetap tidak diterima oleh lidah... Contoh lain, ketika nyantri di jakarta, Tempe bacem adalah salah satu menu makan pagi..kalau ga salah itu setiap hari selasa atau senin...dan tempe bacem bagi lidah saya adalah siksaan!!!... Bagi orang minang yang menghabiskan sebagian besar usianya di kampung halaman, lalu merantau ke jawa, maka saya yakin permasalahan pertamanya adalah beradaptasi dengan gaya masakan pulau jawa yang cenderung manis dan berbeda dengan masakan yang biasa dilahapnya di kampung halaman....saya pernah mengatakan kepada seorang kawan bahwa kecap adalah bentuk pengkhianatan atas makanan....di kampung, saya tidak pernah melihat kecap di rumah saya, ataupun di rumah-rumah lain...karena mungkin kecap tidak termasuk dalam resep masakan minang....dan setau saya, di padang kecap hanya tersedia pada penjual bakso dan mie ayam pangsit...(namun mungkin bagi orang jawa, "Tidak memakai kecap berarti pengkhianatan atas makanan...hehe..).. Salah seorang adik saya yang sempat mengikuti pelatihan di daerah jawa tengah, sampai-sampai harus menahan lidah dan menahan perut karena tidak terbiasa melahap makanan yang di lidahnya terasa manis.... Nah....kesimpulannya adalah, dengan banyaknya perantau minang, sementara lidah mereka adalah lidah minang yang hanya bisa dimanjakan dengan masakan minang, maka bermunculanlah banyak rumah makan padang yang saya rasa target awal mereka adalah para perantau minang itu sendiri, yang masih sulit beradaptasi dengan gaya makanan setempat......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun