Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Lain KTT G20: Ruang Gerak Rakyat Dipersempit

10 November 2022   08:32 Diperbarui: 10 November 2022   12:00 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agenda yang dibahas di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga sangat ironis bila justru penyelenggaraan KTT tersebut mempersempit ruang demokrasi di Bali. Adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Bali pada 12-17 November 2022 dalam rangka menyambut KTT G20 adalah indikasi dipersempitnya ruang gerak rakyat itu.

Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 35425/SEKRET/2022, PPKM berlaku di tiga kecamatan yang merupakan kawasan penyelenggaraan KTT G20. Ketiga kecamatan itu adalah Kecamatan Kuta, Kuta Selatan, Denpasar Selatan. "Seharusnya para delegasi yang bersidang di KTT G20 mendengar juga suara-suara rakyat yang ada di luar gedung pertemuan," tegasnya, "Jika ruang demokrasi ini terus ditutup, dapat dipastikan KTT G20 akan menjadi agenda elite dan tidak untuk kepentingan mayoritas rakyat."

Agenda transisi energi merupakan salah satu agenda yang perlu mendengarkan suara-suara dari masyarakat. Tanpa mendengar suara-suara masyarakat, agenda transisi energi, yang katanya untuk mengatasi krisis iklim itu, rentan untuk dibajak segelintir elite. Jika agenda transisi energi itu telah dibajak, maka hanya akan menghadirkan solusi-solusi palsu dengan terus mempertahankan penggunaan energi fosil dengan label hijau.

Saat ini ada kegiatan organisasi masyarakat sipil telah mengalami pelarangan atau dipaksa dibatalkan. Salah satunya kegiatan diskusi dan ekspresi Anak Muda terkait krisis iklim yang semula akan digelar di sebuah cafe di Denpasar pada 6 November 2022. Acara tersebut mengundang Robi Navicula. 

Berikut kronologi pembatalan acara tersebut. Sehari sebelumnya, pemilik tempat meminta pihak penyelenggara meminta mengurus ijin pemakluman. Belum sempat mengurus ijin pemakluman, muncul surat dari organisasi masyarkaat setempat bila ada larangan untuk menggelar acara tersebut.  Pada tanggal 6, acara dibatalkan dan dipindahkan di salah satu hotel di Denpasar. Acara yang semula bersifat publik pun diubah menjadi privat. Pengumuman pembatalan itu dapat dilihat di instagram Robi Navicula dan 350 Indonesia.

Dalam instargramnya Robi Navicula menuliskan "SORRY, TERPAKSA DIBATALKAN!!! yg pinter taulah kenapa ".  Sementara instagram 350 ID menuliskan "Mohon maaf karena "you know who and why", acara Ruang Aspirasi & Seni Anak Muda Bali Untuk Iklim" dibatalkan. Komunitas yang menjadi panitia acara memohon maaf, semoga ada kesempatan lain untuk mengangkat aspirasi dan kreativitas anak muda di Bali secepatnya."

Sempitnya ruang demokrasi di Bali menjelang KTT G20 ini menunjukan bahwa tema  KTT G20 "Recover Together, Recover Stronger" atau "Pulih Bersama, Bangkit Perkasa," hanyalah jargon kosong. Bagaimana bisa pulih bersama, bila ruang demokrasi justru dibatasi. Singkatnya, bila pemerintah tidak ingin tema KTT G20 disebut sebagai jargon kosong, ruang-ruang demokrasi di Bali harus dibuka lebar agar suara-suara dari luar persidangan KTT G20 bisa terdengar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun